Israel Izinkan Makanan dan Barang Komersial Masuk Gaza

Gaza City | Jurnal Asia

Otoritas Israel mengizinkan barang-barang komersial dan makanan masuk ke wilayah Jalur Gaza. Hal ini menjadi pertanda meredanya ketegangan antara Israel dengan Hamas yang menguasai Gaza.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (15/8), perlintasan perbatasan Kerem Shalom di Israel dibuka pada Rabu (15/8) pagi waktu setempat. Muatan berisi buah-buahan dan sayuran, bahan bakar juga material konstruksi diperbolehkan masuk ke wilayah Gaza.

Langkah ini dilakukan saat Mesir tengah mengupayakan terwujudnya gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan Hamas.

Namun di sisi lain, prospek kesepakatan antara Israel dan Hamas itu memicu kekhawatiran di kalangan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bahwa Hamas akan memanfaatkan gencatan senjata untuk merakit persenjataan roket.

Pemerintah Israel mengumumkan pada Selasa (14/8) waktu setempat, mereka akan mencabut larangan barang-barang komersial yang diberlakukan sejak 9 Juli lalu guna merespons peluncuran balon api oleh warga Palestina ke perbatasan.

Laporan insiden yang melibatkan balon api mulai berkurang beberapa hari terakhir. Kebanyakan insiden serupa memicu kebakaran di area pertanian dan hutan di wilayah Israel bagian selatan.

Tidak hanya mencabut larangan barang masuk perlintasan perbatasan, Israel juga memperluas zona nelayan Gaza di perairan yang diblokade Angkatan Laut Israel. Dari yang tadinya hanya 3 mil laut (5,5 kilometer) menjadi 9 mil laut (16,6 kilometer) di perairan selatan Gaza dan 6 mil laut (11,1 kilometer) di perairan utara Gaza, yang dekat dengan perbatasan Israel.

Seorang pejabat perbatasan Palestina mengatakan, meski perlintasan perbatasan dibuka, larangan impor barang-barang yang menurut Israel bisa digunakan untuk tujuan militer tetap diberlakukan. Barang-barang yang dilarang termasuk balon dan ban kendaraan.

“Selama warga Israel menikmati keamanan dan ketenangan, Anda, penghuni Gaza, akan diuntungkan,” ucap Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, dalam pernyataannya via Army Radio. “Jika kekerasan berlanjut, Anda akan menjadi yang pertama yang rugi,” imbuhnya.

Pekan lalu, terungkap bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati gencatan senjata di Jalur Gaza setelah terlibat aksi saling serang. Salah satu serangan itu menewaskan seorang wanita Palestina dan bayinya yang berusia 18 bulan.

Diungkapkan dua pejabat Palestina bahwa gencatan senjata Israel dan Hamas tercapai Kamis (9/8) lalu. Namun seorang pejabat Israel yang enggan disebut namanya, membantah hal itu. Meskipun diketahui bahwa Israel sangat jarang mengakui setiap kesepakatan yang tercapai antara pihaknya dengan Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris.

Pekan ini, terungkap bahwa PM Netanyahu juga pernah melakukan kunjungan rahasia dan langka ke Mesir. Dalam kunjungan pada Mei tersebut, Netanyahu berbicara langsung dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi untuk membahas soal gencatan senjata di Jalur Gaza.
(dc-adp)

Close Ads X
Close Ads X