Gudang Senjata Meledak di Suriah

Seorang anak korban ledakan gudang senjata di Suriah mendapat pertolongan.

39 Orang Tewas, Termasuk Anak-Anak

Damaskus | Jurnal Asia

Sebuah ledakan mengguncang gudang persenjataan di wilayah Idlib, Suriah dekat perbatasan Turki. Sedikitnya 39 warga sipil, termasuk 12 anak-anak, tewas akibat ledakan ini.

Seperti dilansir AFP, Senin (13/8), koresponden AFP di wilayah Sarmada, Provinsi Idlib, melaporkan bahwa ledakan yang asalnya tidak diketahui itu merobohkan dua gedung setempat. Belakangan diketahui bahwa gedung itu digunakan sebagai gudang senjata.

Para petugas penyelamat menggunakan buldoser untuk memindahkan puing-puing bangunan dan mencari korban yang terjebak reruntuhan.

Seorang sumber otoritas pertahanan sipil menuturkan kepada AFP bahwa petugas penyelamat telah berhasil menarik keluarga sedikitnya lima orang yang masih hidup.

Namun jumlah korban tewas akibat ledakan itu terus bertambah. Organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir Reuters, melaporkan bahwa ledakan yang terjadi pada Minggu (12/8) waktu setempat itu menewaskan 39 orang.

Dari jumlah itu, sekitar 12 orang di antaranya merupakan anak-anak.

Ditambahkan Rami Abdel Rahman selaku Direktur Syrian Observatory bahwa tiga anggota kelompok militan setempat, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), juga ikut tewas akibat ledakan itu. Menurutnya, kebanyakan korban tewas merupakan anggota keluarga HTS yang masih afiliasi dengan Al-Qaeda.

“Ledakan itu terjDampak ledakan yang mengguncang gudang senjata di Idlib, Suriahadi di sebuah depot senjata di sebuah gedung permukiman di Sarmada,” sebut Rami Abdel Rahman, yang menyebut informasi itu didapat dari jaringan sumber-sumber di dalam wilayah Suriah.

Namun, lanjut Rami Abdel Rahman, penyebab ledakan itu tidak jelas. Sebagian wilayah Idlib dikuasai oleh pemberontak Suriah dan HTS. Meskipun militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) juga memiliki anggota di area itu.

Ledakan Lain

Sebagian besar wilayah di provinsi Idlib dikendalikan oleh pemberontak dan HTS. Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian ledakan dan pembunuhan mengguncang provinsi tersebut, terutama menargetkan para pejabat.

Pekan lalu pasukan pengamanan Suriah meningkatkan serangan pada pemberontak di Idlib Selatan dan mengirimkan bantuan ke daerah terdekat yang mereka kendalikan.

Pada Jumat (10/8), 12 warga sipil dengan tiga di antaranya anak-anak tewas akibat serangan pasukan di kota Khan Sheikhun dan Al-Tah.

Presiden Suriah, Bashar Al-Ashad, telah memperingatkan bahwa pasukan pemerintah bermaksud untuk merebut kembali Idlib, setelah rezimnya yang didukung Rusia kembali menguasai wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak.

Helikopter pemerintah menjatuhkan selebaran di kota-kota daerah timur meminta para pemberontak menyerah, pada Kamis (9/8) lalu.

Pada hari yang sama, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengimbau ada pertemuan antara dua pihak untuk menghindari ‘pertumpahan darah warga sipil’ di provinsi itu.

Jan Egeland, KepaDampak ledakan yang mengguncang gudang senjata di Idlib, Suriahla Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan bahwa perang tidak boleh dibiarkan muncul kembali ke Idlib.
Sekitar 2,5 juta orang tinggal di provinsi itu dan separuhnya sudah mengungsi akibat pertempuran di wilayah lain.

Lebih dari 350 ribu orang tewas dan jutaan orang lainnya terlantar sejak perang Suriah yang dimulai pada 2011, dengan penindasan secara brutal terhadap protes anti-pemerintah.

Lihat juga: Australia Cabut Kewarganegaraan Lima Pendukung ISIS.
(dc-cnn-adp)

Close Ads X
Close Ads X