Filipina Diminta Cabut Larangan Pengiriman Tenaga Kerja

Kuwait – Kuwait meminta Duta Besar Filipina untuk mencabut larangan pengiriman pekerja rumah tangga dari Negeri Lumbung Padi yang diumumkan Presiden Rodrigo Duterte. Langkah itu diambil Duterte menyusul kematian beberapa pekerja rumah tangga asal Filipina di Kuwait dalam beberapa bulan terakhir.

“Kami telah kehilangan sekira empat wanita Filipina dalam beberapa bulan terakhir. Itu selalu di Kuwait,” kata Duterte, Jumat (16/2) lalu.

Dia mengklaim para wanita itu didorong untuk melakukan bunuh diri oleh majikan mereka yang sering melakukan penganiayaan. Duterte telah memerintahkan agar kontrak kerja asing berhenti diberikan ke Kuwait karena sejumlah korban tewas di antara orang Filipina yang bekerja di negara tersebut.

“Saya tidak ingin bertengkar dengan Kuwait. Saya menghormati pemimpin mereka, tetapi sesuatu harus dilakukan mengenai hal ini,” ujarnya sebagaimana dilansir Middle East Monitor, Minggu (18/2).

Administrasi Kesejahteraan Buruh Luar Negeri Filipina (OWWA) tahun lalu terpaksa mengevakuasi 35 pekerja rumah tangga Filipina ketika majikan mereka Kuwait gagal membayar gaji mereka dan menyebabkan mereka diperlakukan sewenang-wenang dan disiksa.

Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait, Khalid Al-Jarallah mengatakan, keputusan untuk melarang pekerja Filipina ke Kuwait “tidak mencerminkan hubungan baik kedua negara dan tidak menguntungkan bagi kepentingan bersama”. Khalid menekankan bahwa Kuwait menjadi tujuan yang diiginkan bagi para pekerja asing yang tinggal dengan aman dan menginginkan kestabilan.

Demi membujuk Pemerintah Filipina mengubah keputusannya, asisten menteri luar negeri Kuwait untuk urusan konsuler, Sami Al-Hamad telah melakukan pertemuan dengan Duta Besar Filipina.

Filipina bukan satu-satunya negara yang melarang pengiriman pekerja rumah tangga ke negara Timur Tengah. Sejak 2015 Indonesia telah menerapkan moratorium untuk menghentikan pengiriman tenaga kerjanya ke beberapa negara termasuk Uni Emirat Arab. (okz-adp)

Close Ads X
Close Ads X