London – Wood Mackenzie Ltd menegaskan bahwa lebih dari USD11 miliar transaksi diumumkan secara global pada Juli sebagai bentuk pemulihan minyak mentah, yang memicu harapan dari pasar. Total angka itu merupakan yang tertinggi pada bulan di tahun ini dan membuat pembuat kesepakatan terus mempercepat karena harga minyak stabil.
Exxon Mobil Corp dan Statoil ASA berada di antara pembeli usai minyak mentah meningkat dari posisi terendah sejak 12 tahun terakhir ini dan tentunya hal itu memperkuat keyakinan. Akuisisi akan memungkinkan para perusahaan untuk memastikan adanya pertumbuhan di masa depan terhadap industri ini.
“Volatilitas harga minyak yang ekstrim pada kuartal pertama menyebabkan banyak ketidakpastian. Aktivitas kembali menguat dan perusahaan melihat arah pertumbuhan di masa depan bukan fokus sepenuhnya kepada kelangsungan hidup,” kata Analis Utama untuk Merger dan Akuisisi Greig Aitken di Wood Mackenzie, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (26/8).
Exxon, produsen minyak terbesar di dunia, setuju di bulan lalu untuk mengakuisisi gas alam explorer InterOil Corp sebanyak USD3,6 triliun untuk menambah penemuan di Papua New Guinea. Perusahaan juga sedang dalam negoisasi lanjutan dengan Eni SpA terkait pembelian saham.
Sementara itu, Statoil, produsen minyak terbesar Norwegia, pada bulan lalu menyetujui untuk membeli blok minyak lepas di Brasil dari Petroleo Brasileiro SA. Adapun aksi akuisisi itu merupakan yang terbesar sejak 2011.
Penawaran dari pembeli mengikuti periode yang relatif tenang, tapi penjual gagal menyepakati valuasi tengah dari penurunan minyak. Adapun patokan minyak mentah Brent rata-rata USD35,21 per barel pada kuartal I-2016, terendah terhadap lebih dari satu dekade.
“Ekspektasi harga dari pembeli dan penjual begitu jauh. Banyak penjual masih berharap harga minyak USD100 per barel atau setidaknya sekitar USD80 per barel. Namun, hal itu belum terjadi,” kata Ketua Eksekutif dari Produsen Minyak DNO ASA Bijan Mossavar Rahmani.
(mtv)