Bulan Depan, BUMI Serahkan Proposal Rights Issue ke OJK

Jakarta – ­PT Bumi Resources Tbk (BU­MI) bakal menerbitkan pros­pektus pada pertengahan April nanti terkait rencananya dalam menerbitkan saham baru melalui skema hak memesan efek ter­lebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Sekretaris Perusahaan, Dileep Srivastava menyebut, dengan diterbitkannya prospektus pada April tersebut, pihaknya berharap dapat meraih persetujuan Oto­ritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan Mei.

“Jadi kami bisa terbitkan rights issue pada bulan Juni” ucap Dileep, Rabu (22/3).

Sebelumnya, Dileep sempat menyebutkan akan mengirim proposal penerbitan rights issue tersebut pada Maret ini atau setelah proses laporan keuangan rampung. Namun, nyatanya target perusahaan meleset.

“Kami baru mulai akan proses Mei,” imbuh Dileep.

Asal tahu saja, penerbitan rights issue ini merupakan upa­ya perusahaan dalam me­nye­lesaikan restukturisasi utang sebesar US$4,2 miliar. Rencananya, perusahaan akan menerbitkan saham baru dengan nilai investasi mencapai Rp35 triliun atau sekitar US$2,6 miliar dengan nilai Rp926 per saham.

Dileep menjelaskan, dengan total 37,8 miliar saham baru yang dikeluarkan tersebut, di­harapkan dapat mengurangi utang perusahaan sedikitnya US$1,6 miliar. Nantinya, perusahaan akan menawarkan saham baru ke­pada kreditur seperti, China Investment Corporation (CIC), UBS, Axis Bank, dan Castleford.

Kinerja Perusahaan
Adapun, perusahaan men­catat setidaknya total pro­duksi batu bara sepanjang kuartal I 2017 ini sebanyak 21 ton hingga 22 juta ton. Sementara, target produksi baru bara hingga akhir tahun 2017 sebanyak 96,32 juta ton.

“Biasanya kuartal I selalu datar, angka pasti belum ke­luar. Tapi biasanya jumlah pro­duksi akan naik pada kuartal selanjutnya,” ungkap Dileep.

Pada tahun lalu, total produksi batu bara milik Bumi Resources sebanyak 86 juta ton, atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni, 81 juta ton. Sedangkan cadangan batu bara saat ini sebesar 2,16 miliar ton, sementara sumber daya batu bara mencapai 12,35 miliar ton.

Untuk diketahui, perusahaan berhasil mencetak laba bersih sebesar US$67,69 juta sepanjang tahun lalu, atau berbanding terbalik dengan sebelumnya yang merugi US$1,92 miliar pada tahun 2015.

Sementara, pendapatan pe­ru­sahaan tercatat turun dari sebelumnya US$40,5 juta men­jadi US$23,37 juta. Selain itu, total aset perusahaan juga turun menjadi hanya US$3,1 miliar dari sebelumnya US$3,39 miliar.

(cnn)

Close Ads X
Close Ads X