Roti Produksi WBP Selalu Terjual Habis

Medan – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IA Tanjung Gusta Medan, terus meningkatkan pembinaan kepada Warga binaan Pemasyarakatan (WBP). Salahsatu pembinaan yang diikuti di Lapas Tanjung Gusta, yakni pelatihan pembuatan roti.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Klas IA Medan, Asep Syarifuddin, mengatakan WBP diberikan berbagai pelatihan untuk mengisi kegiatan selama menjalani masa hukuman.

“Tentunya pembinaan ini sangat bermanfaat, agar setelah keluar dari lapas, WBP memiliki bekal ilmu yang bisa dipergunakannya sebagai manusia yang mandiri,” kata Kalapas Klas IA Medan Asep Syarifuddin, Sabtu (17/2)

Disebutkannya, pelatihan pembuatan roti bagi WBP yang ada di lapas merupakan kerja sama dengan yayasan Jeera Foundation.

“Kegiatan positif ini terus kita tingkatkan untuk WBP. Agar setelah keluar dari sini, mereka sudah punya bekal dan tidak melakukan pekerjaan yang melanggar hukum. Intinya, sehabis masa hukuman, WBP harus bisa mandiri.” ucapnya.

Salah seorang WBP yang ikut dalam tim pembuatan roti, Fery Irwanto mengaku sangat antusias dan senang dengan adanya pelatihan seperti ini.

Menurutnya, pembuatan roti yang difasilitasi pihak Jeera Foundation membantu wargabinaan untuk terus mengisi hari-hari mereka dengan kegiatan positif.

“Pelatihan ini sangat membantu, sehingga kami di sini memiliki ilmu yang dapat diterapkan nanti kalau sudah keluar. Jadi saya pribadi semangat untuk belajar dan mengisi waktu selama ditahan dengan kegiatan seperti ini,” ujar terpidana 10 tahun penjara dalam kasus narkotika tersebut.

General Manager (GM) Jeera Foundation di Lapas Tanjung Gusta Medan, Daniel Ginting, menuturkan dari pelatihan pembuatan roti di Lapas Tanjung Gusta, per harinya bisa menghasilkan 350 roti dengan berbagai varian.

Pihaknya menggandeng instruktur dari Aroma Bakery, untuk melatih warga binaan dalam mengolah bahan menjadi roti yang tergabung sebanyak 25 warga binaan.

Menurutnya roti yang telah selesai, kemudian dipasarkan ke warga binaan lainnya di Lapas Tanjung Gusta.

“Sejauh ini, roti produksi teman-teman kita disini, di pasarkan di lingkungan lapas Tanjung Gusta saja seharga Rp3000-Rp4000. Dalam sehari pasti habis, bahkan kurang,” ungkap Daniel.

Daniel berharap, pihaknya dan Lapas Tanjung Gusta nantinya semakin banyak memberdayakan Wargabinaan di Lapas Tanjung Gusta Medan, agar semakin banyak wargabinaan yang terampil dan memiliki bekal sehabis masa hukuman.

“Harapan kita, semakin banyak wargabinaan disini yang bisa kita berdayakan untuk membuat produksi roti sehingga semakin meningkat. Roti itu nantinya bukan hanya dipasarkan di Lapas Tanjung Gusta saja, tetapi juga dipasarkan untuk lapas lainnya di Sumut,” harapnya.

Pihak Aroma yang diwakili Widodo dan Sugianto, mengaku sangat senang bisa menularkan ilmu kepada warga binaan dalam proses pembuatan roti.

“Kita melatih selama 4 jam setiap harinya dan itu berlangsung selama 1 bulan. Kita sangat senang melatih wargabinaan agar setelah keluar nanti, mereka punya bekal untuk diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari” tutupnya. (Markus-swm)

Close Ads X
Close Ads X