PT NSHE Investasi USD1,6 Miliar Bangun PLTA Batang Toru

Beri Penjelasan : Senior Executive for External Relations PT NSHE, Firman Taufick beri penjelasan terkait PLTA Batang Toru di acara Media Briefing di Medan, Jumat (22/2).Netty

Medan | Jurnal Asia
PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) investasikan USD1,6 miliar pada pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan. Proyek berkapasitas 510 Megawatt (MW) tersebut dijadwalkan mulai konstruksi pertengahan 2019 dan rampung 2022.

Senior Advisor Lingkungan PT NSHE, Dr. Agus Djoko Ismanto (Adji) mengatakan, dengan investasi sebesar USD1,6 miliar tentunya perusahan tidak akan berspekulasi. Dari sisi kualitas misalnya, PLTA bisa dipastikan bertahan minimal 30 tahun.

“Setelah 30 tahun dioperasionalkan, PLTA ini akan menjadi aset negara. Karena kontraknya bersifat BOT (build-operate-transfer) yang harus dikembalikan ke negara,” katanya di acara Media Briefing di Medan, Jumat (22/2).

Menurutnya, pembangunan PLTA ini merupakan proyek masa depan. PLTA berkapasitas 510 MW  yang menjadi salah satu dari pelaksanaan program strategis nasional dalam mencapai target pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW di Indonesia.

Sementara, Senior Executive for External Relations PT NSHE, Firman Taufick menambahkan, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan berupa panas matahari, air, angin, bioenergi, dan panas bumi. Potensi sumber energi dari air mencapai 75 ribu MW di seluruh Indonesia.

Pemerintah menargetkan, bauran dari energi terbarukan dapat mencapai 23 persen dari total sumber energi pada 2030. Kehadiran PLTA Batang Toru untuk mengurangi peran Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) pada saat beban puncak di Sumut.

“Pembangunan PLTA Batang Toru wujud kongkrit untuk menghadirkan green energy di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Dari sisi energi, PLTA Batang Toru untuk mengurangi peran PLTD yang memakai energi fosil pada saat beban puncak di Sumut,” terangnya.

Dari sisi ekonomi, kata dia, dengan memakai sumber energi air maka pemerintah bisa menghemat pengeluaran devisa hingga USD400 juta per tahun karena tidak menggunakan bahan bakar fosil.

Dari sisi lingkungan, katanya, PLTA Batang Toru yang merupakan pembangkit energi terbarukan berkontribusi besar mengurangi emisi karbon nasional yang penting. Dengan begitu mencegah dan memerangi dampak perubahan iklim yang sedang menjadi ancaman dunia.

“Kehadiran PLTA Batang Toru juga sebagai langkah kongkrit menerapkan Perjanjian Paris yang telah diratifikasi Pemerintah Indonesia melalui UU No.16 Tahun 2016,” jelasnya.

Ia menambahkan, dari hasil Kajian Pustaka Alam menunjukkan PLTA Batang Toru dapat mengurangi emisi gas rumah kaca mencapai 1,6 – 2,2 juta metrik ton CO2 atau 4 persen target sektor energi Indonesia pada 2030.(nty)

Close Ads X
Close Ads X