Jakarta – Inner City Management mengklaim masih banyak masyarakat yang minim akan pemahaman tinggal di apartemen. Hal ini membuat jasa pengolaan gedung semakin memiliki tantangan yang berat.
Direktur Inner City Management (ICM) Bambang Setiobudi mengatakan masalah utama yang sering dihadapi oleh pengelola gedung adalah banyak pemilik atau penghuni kurang memahami aturan tinggal di bangunan vertikal yang memiliki kepemilikan bersama yang mencakup tanah, benda, dan bagian bersama.
Semua fasiltas bersama dan fisik gedung harus dirawat dan diperbaiki, karena jika rusak biaya yang dikeluarkan tidak murah. Untuk itulah fungsi adanya iuran pengeloalaan lingkungan atau IPL.
“Padahal setiap apartemen memiliki aturan main yang biasa disebut house rules, tetapi sering tidak dijadikan pedoman oleh penghuni, mungkin karena kurang memahami peraturannya. Sehingga, banyak pelanggaran yang sebetulnya tidak perlu terjadi kalau para pemilik atau penghuni paham betul aturan mainnya,” katanya
Meski begitu, Bambang meminta kepada seluruh karyawan ICM yang kini berjumlah sekitar 9.000 orang untuk tetap semangat, dan menjadikan situasi seperti ini sebagai tantangan yang harus dicarikan pendekatan yang tepat.
Baginya, dalam pelayanan jasa pengelolaan gedung hunian, komunikasi menjadi kata kunci keberhasilan. Jasa pengelola harus memiliki kemampuan lebih dalam mengelola komunikasi secara efisien dan efektif.
Untuk itu, setiap karyawan badan pengelola dituntut mampu melibatkan pemilik dan penghuni dalam satu komunikasi yang akrab. Agar penghuni merasa menjadi bagian dari keluarga besar apartemen, sehingga mereka terpanggil turut menjaga keamanan, kebersihan, dan kenyamanan tinggal di apartemen.
Dia juga menambahkan bisnis pelayanan jasa pengelolaan gedung hunian makin berat dan sulit karena itu harus memiliki kemampuan lebih dalam mengelola komunikasi secara efisien dan efektif.
Dia mengatakan, booming pembangunan hunian bertingkat atau apartemen di awal 2000-an hingga sekarang memang menciptakan lapangan kerja di bidang jasa pengelolaan gedung atau property management dan menjadi tumbuh pesat. Setiap tahun proyek apartemen, perkantoran, dan superblok terus berkembang menyerap jutaan tenaga kerja.
“Mengelola apartemen berunit ribuan, misalnya, masalah utama yang sering dihadapi pengelola gedung adalah banyak pemilik atau penghuni yang kurang memahami aturan tinggal di bangunan vertikal yang umumnya memiliki kepemilikan bersama. Tanah bersama, benda bersama, dan bagian bersama,” kata Bambang.
Semua itu, lanjut dia, adalah fasiltas bersama yang harus dirawat dan diperbaiki, karena jika rusak biaya yang dikeluarkan tidak murah. Tak heran, semua itu harus dapat dipenuhi dari iuran pengeloalaan lingkungan (IPL) atau dana cadangan.
“Jadi, walaupun setiap apartemen itu sudah punya house rules atau aturan main, tapi itu sering tidak dijadikan pedoman oleh penghuni, mungkin karena kurang memahami peraturannya,” kata Bambang.
Tak heran, lanjut dia, banyak pelanggaran yang sebetulnya tidak perlu terjadi, jika para pemilik atau penghuni memahami betul aturan main itu. (kc)