Perbedaan Standar Halal Produk Indonesia Sulit Masuk Timteng

Jakarta | Jurnal Asia
Pemasaran produk dalam negeri ke wilayah Timur Tengah masih terkendala dengan berbagai aturan. Salah satunya terkait standar halal yang diterapkan oleh negara–negara Timur Tengah. Ketua Komite Organisasi Internasional Timur Tengah dan OKI Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Irawati Hermawan menjelaskan, hal itu tengah menjadi fokus tahun ini agar produk Indonesia dapat diterima di pasar Timur Tengah.

Salah satunya dengan mem­pelajari dan mengkaji berbagai indikator standar halal yang diterapkan Timur Tengah. “Ada banyak hal standar halal, ini masih kami akan bahas lagi. Hal itu menyebabkan produk Indonesia sulit masuk ke Timur Tengah,” kata Wakil Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia ini, Jumat (22/4).

Irawati menambahkan, produk Asia yang justru lebih unggul dan diterima di Timur Tengah adalah produk negara tetangga Malaysia. Padahal Indonesia negara muslim terbesar. “Malaysia lebih diterima, itu karena kita kurang advokasi,” tutur CEO Hermawan Juniarto Lawyer ini.

Karena itu, pihaknya fokus meningkatkan perdagangan Indonesia di kancah internasional salah satunya dengan fokus meleng­kapi syarat standar halal agar produk Indonesia dapat masuk di pasar Timur Tengah. Se­lama ini produk yang biasa dipasar­kan disana adalah dalam bidang manufaktur, minyak dan gas. “Ini mau kita diskusikan, kami ingin kembangkan terus oil dan gas di sana,” jelasnya. (ant)

Close Ads X
Close Ads X