Pelaku UMKM Didorong Pasarkan Produk Lewat Internet

Perajin mengerjakan pembuatan kerajinan bantal kreasi flanel di industri rumahan jalan Babakan Indobaso, Cimahpar, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/1). Kerajinan bantal dari bahan busa dan dakron yang dikreasikan dengan bahan flanel dengan tulisan dan berbagai gambar tersebut dijual dengan harga Rp.30 ribu-Rp.50 ribu tergantung tingkat kesulitan gambar dan dipasarkan ke wilayah Jakarta dan Bogor melalui sistem daring. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/ama/17

Bantul – Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mendorong para pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Tanah Air untuk memasarkan produk kerajinan mereka melalui internet guna menjangkau pasar yang lebih luas.

“Itu yang paling utama karena sekarang apa-apa sudah digitalisasi, dan sekarang masyarakat sudah sangat mengemari untuk berbelanja melalui internet,” katanya usai peresmian Rumah Kreatif BUMN di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (12/1).

“Sehingga kita menekankan bahwa UMKM itu harus bisa berjualan, atau produk mereka dijual di e-commerce. Dan ini yang sudah kita lakukan dengan BUMN dari Telkom (Telekomunikasi Indonesia),” katanya.

Menurut Rini, masyarakat Indonesia terutama UMKM harus menyadari bahwa sekarang dunia sudah berubah menjadi dunia digital, yang mana semua orang mempunyai ponsel yang didukung dengan aplikasi untuk mengakses jaringan internet.

Dengan demikian, kata Menteri, proses kerja UMKM harus bisa diterapkan melalui telepon pintar yang akses internetnya bisa dibuka kapan saja hanya sambil jalan jalan maupun di manapun berada tanpa harus berada di tempat produksi.

“Di Rumah Kreatif yang dikelola BUMN ini kita berikan pembinaan untuk UMKM agar kualitas produk bisa lulus yang kemudian kita masukkan ke belanja.com. Sehingga ketika ada warga Jakarta ingin beli kerajinan Bantul misalnya, bisa pesan untuk dikirim,” katanya.

Menteri Rini mengatakan, melalui Rumah Kreatif BUMN ini pula yang sekarang sudah terbangun di 100 kabupaten/kota di Indonesia bisa mendorong bagaimana pelaku UMKM setempat mampu menaikkan kemampuan produksi serta hasil produk yang lebih berkualitas.

“Sehingga UMKM itu dari pengusaha mikro kita naikkan jadi pengusaha kecil, yang kecil jadi pengusaha menengah yang menengah jadi besar dan tentunya kualitas dari produk meraka harus berkualitas tinggi sehingga diterima pasar hingga internasional,” katanya.

Sementara itu, menurut dia, Rumah Kreatif BUMN di Bantul ini termasuk 100 pertama sejak program itu dijalankan dari 2,5 bulan lalu. Sampai akhir tahun 2017, Rumah Kreatif ditarget bisa terbangun sebanyak 514 kabupaten/kota.

“Memang tiap daerah suka ada beda-beda, seperti di Bantul ini kreativitas sangat tingi. Jadi saya berharap betul kalau Rumah Kreatif ini bisa sangat bermanfaat dan mendorong pengusaha di Bantul bisa naik kelas,” katanya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Tanah Air merupakan penggerak ekonomi terbesar di negara ini.

“Kami melihat bahwa UMKM itu sebetulnya penggerak ekonomi yang terbesar di Indonesia yang datanya pada saat ini kira kira sekitar 57 juta UMKM di seluruh Indonesia,” kata Menteri saat peresminan Rumah Kreatif BUMN di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (12/1).

Bahkan menurut Menteri, kalau diperhatikan justru peran UMKM tersebut pada saat bangsa ini mengalami krisis ekonomi masih terus bisa bertahan dan makin berkembang.

“Tetapi kelemahannya kami perhatikan bahwa UMKM ini sulit naik kelas, jadi usahanya ya itu-itu saja, pasarnya itu-itu saja, tidak bisa berkembang dan tidak bisa makin membesar,” katanya.

Oleh sebab itu, Menteri mengatakan, sebagai BUMN dan juga mewakili Presiden Joko Widodo selalu menekankan bahwa BUMN betul-betul harus dikelola secara profesional sehingga dapat mencetak keuntungan bagi negara.

“Selain itu juga harus bisa melakukan fungsinya sebagai agen pembangunan, membantu masyarakat luas yang masih membutuhkan dukungan untuk dapat meningkatkan keadaan ekonominya tersebut terutama untuk UMKM,” katanya.

Menteri Rini juga mengatakan, yang paling dibutuhkan pengusaha mikro kecil saat ini adalah bimbingan bagaimana mereka itu bisa kemudian memasarkan produknya lebih baik lagi dan bisa dinikmati oleh lebih banyak orang.

“Misalnya apakah produknya itu sendiri mungkin dari segi warnanya perlu diperbaiki, karena mungkin tren warnanya sekarang ini tidak hitam. Jadi produk itu harus mengikuti kemauan pasar. Informasi-informasi seperti ini yang seringkali UMKM tidak tahu,” katanya.

Dengan demikian, menurut Rini, melalui Rumah Kreatif BUMN yang diresmikan ini bisa menjadi wahana bagi pemda dan BUMN untuk melakukan pembinaan sekaligus memberikan kemudahan dalam akses permodalan untuk kemajuan usahannya.

“Para UMKM itu tentunya memerlukan pembiayaan, karena itu bank BUMN kita tekankan untuk membantu pengusaha mikro kecil untuk bisa memudahkan mereka dalam mendapatkan akses permodalan,” katanya.
(rep)

Close Ads X
Close Ads X