Mentan Lepas Ekspor Pangan ke 3 Negara

Pekerja menyelesaikan pembuatan bakpia di industri rumahan kampung pia di Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (20/4). Pengrajin bakpia di kampung tersebut mengaku saat ini bakpia dengan berbagai rasa yang biasa dijual dengan harga Rp 10.000 – Rp 20.000 perkotak itu mengalami kendala pemasaran akibat bersaing dengan bakpia yang diproduksi pabrik. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww/18.

Jakarta – Menteri Pertanian Amran Sulaiman melepas ekspor produk makanan olahan berbasis ayam, minuman, dan pakan ternak sebanyak 12 kontainer. Produk tersebut dikirimkan ketiga negara yakni Jepang, Timor Leste, dan Papua Nugini.

Pelepasan produk ekspor ini dilakukan di halaman Kantor Pusat PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Jumat (20/4). Pelepasan ekspor ditandai dengan pemecahan kendi oleh Amran Sulaiman. Secara simbolik, Amran melepas 5 kontainer yang berisi barang ekspor tersebut. Tiap-tiap kontainer diberi petunjuk negara tujuan ekspor.

Amran mengatakan, pemerintah mendukung industri dalam negeri untuk ekspor. Bahkan, pihaknya tak segan menegur bahkan memecat stafnya yang mempersulit investasi maupun ekspor.

“Jangan dipersulit, kami tegur, staf Kementerian Pertanian, kalau ada antre orang investasi dan ekspor. Pasti kami tegur. Dan tidak jarang kami copot,” katanya.

Presiden Direktur Charoen Pokphand Indonesia Thomas Effendy mengatakan, salah satu alasan ekspor ialah karena kondisi daging ayam di dalam negeri yang kelebihan pasokan. Sebab itu, untuk menjaga keseimbangan perlu dilakukan ekspor.

“Seperti kita ketahui produksi daging ayam sudah swasembada bahkan beberapa tahun terakhir ada kesan over supply maka sesuai arahan dengan melakukan ekspor produk berbasis ayam ke luar negeri,” ujar dia.

Lebih lanjut, dari 12 kontainer, sebanyak 11 kontainer di antaranya berupa produk unggas, pakan ternak, dan minuman yang dikirimkan ke Timor Leste dan Jepang. Kemudian, 1 kontainer produk unggas ke Papua Nugini.

Charoen Pokphand Indonesia sendiri telah melepas ekspor perdana ke Papua Nugini pada tahun 2017. Kemudian, pada tahun ini Charoen Pokphand Indonesia menambah negara ekspor yaitu Timor Leste dan Jepang.

Cabut Regulasi

Menteri Sulaiman bercerita pe­nga­laman Indonesia bisa ekspor pangan. Se­belumnya, Amran mengatakan masalah pangan kerap menuai polemik. Pada awal menjadi menteri pada Oktober 2014, dirinya langsung didemo oleh produsen maupun konsumen ayam. Dari sisi pro­dusen mengeluhkan harga ayam yang ren­dah, lalu dari sisi konsumen dikeluhkan harga ayam tinggi.

“Pertama aku pikir ini yang demo adalah berbeda komoditas, ternyata dua-duanya ayam. Yang demo konsumen dan produsen,” kata dia.

Melihat permasalahan tersebut, pihaknya mengurai permasalah satu-persatu terkait masalah pangan itu. Amran mengatakan, hingga saat ini sudah memangkas 200 regulasi.

Pihaknya memangkas regulasi yang menghambat investasi dan menghalangi ekspor pangan.

“Kami urai satu-persatu, ini perintah Bapak Presiden coba cek regulasi yang ada. Kami sudah cabut regulasi kurang lebih 200 sampai dengan hari ini. Permentan yang menghambat ekspor investasi kami cabut,” ungkapnya.

(dtf/nas)

Close Ads X
Close Ads X