Kantongi Izin OJK JSMR Segera Sekuritisasi Aset

Jakarta – PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dapat segera melakukan sekuritisasi asetnya. Perusahaan pengelola jalan tol ini akan menerbitkan kontrak investasi kolektif (KIK) efek beragun aset (EBA).

Rencana tersebut sudah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Ini terkait dengan rencana sekuritisasi aset kami,” ujar Direktur Utama JSMR, Dessy Aryani.

Melalui sekuritisasi aset tersebut, JSMR bakal meraup dana segar sebesar Rp2 triliun. Rencananya, JSMR akan menggunakan ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) sebagai aset yang disekuritisasi. Dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi jalan tol lainnya.

Sayangnya, manajemen JSMR enggan merinci calon investor yang akan masuk melalui sekuritisasi aset tersebut. JSMR sudah melakukan sosialisasi rencana ini kepada investor sejak sebelum lebaran lalu.

Sementara, Sekretaris Perusahaan JSMR, Agus Setiawan, belum bisa membeberkan secara pasti waktu peluncuran instrumen pendanaan ini. Namun, karena izin efektif dari OJK sudah dikantongi, dalam waktu dekat JSMR akan menyelenggarakan paparan publik. “Tapi, untuk launching KIK-EBA, belum kami tetapkan waktunya,” beber Agus.

Tahun ini JSMR punya rencana menambah enam ruas tol baru sepanjang 210 kilometer (km). Perusahaan ini mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp31 triliun untuk memuluskan ekspansi tersebut.

JSMR juga tengah menjajaki rencana penerbitan obligasi global berdenominasi rupiah. Target penawaran surat utang itu berkisar US$ 200 juta–US$ 300 juta, atau sekitar Rp4 triliun. JSMR telah menjajaki non-deal roadshow ke investor global.

Melalui penerbitan obligasi global berdenominasi rupiah, JSMR berharap bisa menjaga likuiditas sembari membuka jalan menuju pasar global. JSMR menargetkan bisa menggalang dana sekitar Rp8 triliun untuk kebutuhan jangka panjang.

Hingga semester I-2017, pendapatan JSMR tumbuh 95,2 persen year on year (yoy) menjadi Rp13,1 triliun. Lalu, laba JSMR tumbuh 9,8 persen menjadi Rp1,01 triliun.

(kt)

Close Ads X
Close Ads X