Standard Chartered Luncurkan Produk Fund Focus dan Premium Waivers

Medan – Mengadopsi pendekatan berbasis skenario dengan mempertimbangkan kemungkinan yang berbeda diiringi dengan terjadinya berbagai peristiwa yang mempengaruhi keputusan terkait investasi finansial, menjadi tajuk utama seminar keuangan Standard Chartered Bank, yang memasuki penyelenggaraan tahun ke-13, bertempat di Hotel JW Marriot Medan, Kamis (23/2) siang.

Dikemas dengan tajuk utama “2017: The Year of the #Pivot?”, seminar tahunan yang diikuti 2.500 orang nasabah di empat kota termasuk Surabaya, Bandungdan Jakarta di bulan ini, mendiskusikan berbagai tema investasi untuk memandu nasabah dalam menyikapi perubahan ekonomi global dan regional di sepanjang tahun.

Phillip J Vermonte, Executive Director dari Pusat Strategi dan Studi Internasional (Centre for Strategic and International Studies/CSIS), serta Head of Investment Advisor Standard Chartered Bank untuk Indonesia Heng Yang hadir di acara seminar tahun ini memberikan perspektif ekonomi dan politik yang akan mewarnai tahun 2017.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi berbagi pandangan terkait tren investasi di sepanjang tahun.

Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro mengatakan, “Standard Chartered telah menggelar acara seminar “Wealth-on-Wealth (WOW)” ini selama 13 tahun untuk memberikan pandangan-pandangan terkait kepada para nasabah dalam memandu pasar finansial global.

Kata dia, menyikapi adanya ketidakpastian di peta ekonomi global, para investor perlu mempertimbangkan terjadinya kemungkinan atas perubahan dan perkembangan skenario dalam perencanaan investasi mereka.

Sentimen itu tercermin dalam tema ‘”pivot?” Standard Chartered’s, yang dipandu atas berbagai hal seperti “#” merupakan simbol dari perubahan cepat yang terjadi di dunia, dimana baik informasi maupun penerimaan informasi yang salah sama-sama terjadi dalam waktu yang cepat dan berpotensi untuk mempercepat terjadinya tren.

“Pivot mencerminkan bagaimana para investor dapat memetik manfaat dengan dimana satu kaki menjejak kuat di kelas asset di lingkungan pertumbuhan structural yang lambat dengan inflasi rendah, sementara kiki lain melangkah maju dalam skenario pemulihan menuju pertumbuhan dan inflasi” Penggunaan simbol “?” mencerminkan ketidakpastian yang mungkin terjadi walaupun terdapat panduan yang jelas, kecepatan, serta implikasi yang terbuka terhadap terjadinya perdebatan yang signifikan, khususnya dalam jangka yang pendek.

Heng Yang, Head of Investment Advisor Standard Chartered Bank Indonesia menuturkan, beberapa ketidakpastian diprediksi akan masih berlangsung di tahun ini, walaupun terdapat empat poros utama, yakni adanya perubahan dalam penggunaan kebijakan fiskal, adanya lingkungan yang lebih positif, adanya peningkatan proteksi, serta adanya peningkatan multi-polaritas.

“Oleh karena itu, para investor perlu mempertimbangkan pendekatan berdasarkan skenario dalam menyusun profil investasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini diperkirakan akan lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 2016, dimana akan lebih banyak lagi kesempatan untuk diraih,” sebutnya.

Sementara itu, Country Head of Retail Banking Standard Chartered Bank Indonesia Lanny Hendra menambahkan, sebagai bagian dari aspirasi menjadi Bank Internasional terbaik di Indonesia, komitmen mereka dalam memandu para nasabah atas pilihan-pilihan investasi merupakan prioritas utama dan tercermin dalam strategi.

Dalam kesempatan itu, Standard Chartered memperkenalkan produk wealth management baru. 

Bambang Simon Simarno, Executive Director dan Country Head of Wealth Management Standard Chartered Bank Indonesia berujar, Seminar Wealth-on-Wealth (WOW) telah diadakan sejak 2004 di mana mereka menjadi pelopor di industri yang menyediakan edukasi investasi dan layanan promosi wealth management bagi para nasabah.

“Kami bangga untuk menginformasikan peluncuran produk investasi baru kami, yaitu “Fund Focus”, sebagai alternatif investasi tambahan bagi nasabah kami dalam berinvestasi,” sebutnya.

Simon menuturkan, Fund Focus dibuat berdasarkan riset kualitatif dan kuantitatif internal melalui tiga pilar, yaitu performance, people dan process, serta potensi kinerja di masa depan. 

Dalam analisis People, lanjutnya, mereka mengevaluasi kualitas manajer portofoliso dan analis. Kami bertujuan untuk mengidentifikasi keahlian dan pengalaman manajer invetasi. Tim Fund Focus memiliki moto: “Kinerja harus menceritakan mengenai Proses.

“Karenanya kami juga mengevaluasi secara seksama ide investasi, eksposur dan manajemen likuiditas dari fund manager. Selain itu, kami juga bangga dapat memperkenalkan rider baru produk bancassurance kami yang termasuk dalam produk kerjasama kami dengan PT. Prudential Life Assurance, yaitu “Premium Waivers”,” tukasnya. (ial)

Close Ads X
Close Ads X