Ekspor Produk Mamin Olahan Tumbuh 16 Persen

Jakarta – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) menargetkan ekspor produk makanan dan minuman (mamin) olahan nasional tahun ini tumbuh 16% menjadi US$7 miliar, dari realisasi tahun lalu sebesar US$6 miliar akibar tingginya permintaan produk.

“Dengan pertumbuhan sebesar itu, industri mamin bakal menjadi motor pertumbuhan ekspor non migas tahun ini yang dipatok 5,6%,” kata Ketua Gapmmi, Adhi S Lukman, Senin (16/1).

Perekonomian global tahun ini, menurut Adhi, diprediksi bergairah sehingga menjadi katalis kuat pertumbuhan ekspor mamin nasional. Apalagi, banyak yang mulai mengembangkan pasar ekspor ke beberapa negara di benua Amerika dan Timur Tengah.

“Selama ini, 70% produk mamin diekspor ke negara Asean, dengan adanya penetrasi pasar, otomatis kinerja ekspor bisa meningkat. Pasar tujuan ekspor harus dikembangkan agar produk Indonesia semakin dikenal,” papar dia.

Strategi lain untuk mengembangkan ekspor, lanjut Adhi, adalah meningkatkan kualitas kemasan, karena dapat memberikan daya tarik tersendiri. Sebelum konsumen membeli produk, pasti melihat kemasan dan terus meningkatkan distribusi ke pasar ekspor.

“Kami berkomitmen memperbaiki distribusi agar produk ekspor semakin diterima. Jika distribusi tidak lancar, akan mempengaruhi daya saing produk,” ujarnya.

Adhi menambahkan, pihaknya juga mendukung target ekspor non migas tahun ini sebesar 5,6%. Target tersebut realistis, karena kondisi ekonomi global sudah membaik.

“Saat ini, kontribusi produk mamin terhadap ekspor non migas juga tinggi hampir mencapai 35%. Jika ekspor produk mamin naik 16%, target ekspor non migas bisa diraih,” tutur Adhi.
(imq)

Close Ads X
Close Ads X