Eksploitasi Batubara RI Kebablasan

Jakarta – Periode tahun 2000-an, Indonesia pernah mengalami booming batubara, yakni saat harga batubara pernah mencapai US$ 100/ton. Namun kemudian harganya anjlok hingga separuhnya pada beberapa tahun belakangan ini.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menyebut ada eksploitasi besar-besaran batubara saat periode tersebut, namun memberikan dampak negatif pada masa sekarang lantaran cadangannya yang banyak berkurang.

“Pas ada booming batubara kalau dihitung itu eksploitasinya luar biasa. Kalau bisa dibilang bahasa mudahnya itu kebablasan,” kata Bambang dalam sebuah acara diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (24/2).

Saat itu, sambung dia, meski produksi batubara Indonesia berada di urutan nomor 8 terbesar dunia, namun ekspor batubara Indonesia saat ini jadi yang tertinggi di dunia.

“Jadi meski prouduksi batubara kita itu masuk 10 besar dunia, nomor 8, tapi dari sisi ekspornya kita saat itu yang paling besar di dunia. Produksinya dipaksa karena mengejar ekspor, karena harganya lagi bagus. Dampaknya cadangan batubara kita lebih cepat habis daripada yang kita perkirakan,” ungkap Bambang.

Di sisi lain, menurutnya, pengelolaan sumber daya energi fosil perlu dilakukan hati-hati agar bisa jadi pendorong pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, lantaran cadangannya yang semakin menipis dari tahun ke tahun.

“Penggunaan energi dari tahun ke tahun akan meningkat 6% karena pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Karena itu akhirnya kita harus terus mencari sumber energi baru, baik batubara atau gas. Minyak semakin menipis. Tahun 2016 kebutuhan energi kita 1,7 miliar barel setara minyak, tahun 2019 jadi 2 miliar barel setara minyak, dan tahun 2025 jadi 3 miliar barel setara minyak,” terang Bambang. (dtf)

Close Ads X
Close Ads X