Harga Sayuran Melonjak akibat Cuaca Buruk

Pedagang menata wortel yang baru tiba dari Kabupaten Karo di Pusat Pasar, Medan, Sumut, Jumat (10/10). Harga sayuran di sejumlah pasar di Medan relatif masih tinggi karena minimnya pasokan akibat letusan Gunung Sinabung yang menyebabkan gagal panen. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/Rei/Spt/14.

Medan – Cuaca buruk yang terjadi di sejumlah kota di Sumatera Utara (Sumut) berimbas kepada pendistribusian pasokan sayuran ke pedagang. Kondisi ini membuat harga beberapa komoditas melonjak dan menjulang tinggi dan tak terkendali.

Pantauan Jurnal Asia di pasar tradisional Kota Medan, Rabu (4/1) harga yang naik signifikan terjadi pada cabai rawit, sehari sebelumnya, Rp60 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp75 ribu-Rp80 per kg. Sementara, harga cabai merah juga bertahan mahal sekitar Rp40 ribu-Rp45 ribu per kg.

Harga bawang putih juga terus naik dan tetap bertahan mahal yakni Rp34.000 per kg dan bawang merah yang sempat bertengger di level Rp22.000 per kg, saat ini Rp25 ribu per kg. Tomat juga mengalami kenaikan harga, sepekan terakhir harganya dikisaran Rp12.000-Rp15.000 per kg.

Salah seorang pedang sayur di Pusat Pasar Medan Ramli mengatakan, faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga karena cuaca yang buruk. Kemarin misalnya, terjadi longsor di wilayah Sibolangit sehingga distribusi pasokan ke pedagang di Medan terganggu.

“Memang harga sayur mayur mahal sebelum tahun baru, tetapi sekarang makin mahal. Bukan hanya cabai, bawang dan tomat yang mahal, tetapi sayuran seperti bayam, kangkung, sawi dan lainnya juga mahal, banyak petani yang gagal memanen sayuran karena rusak,” katanya.

Ia merincikan, seperti bayam yang biasanya dijual Rp2.000 per ikat, naik Rp1.000 menjadi Rp3.000 per ikat. Kangkung yang biasanya Rp1.000 per ikat menjadi Rp1.500 per ikat dan sawi hijau Rp8.000-Rp10.000 per kg dari harga biasa Rp5.000 per kg.

Selain faktor cuaca, masih banyak pedagang yang belum kembali berjualan karena masih menikmati libur tahun baru. Sehingga hal tersebut dimanfaatkan beberapa pedagang untuk menaikkan harga komoditas yang sudah mahal.

Senada dikatakan pedagang sayur di pasar tradisional Halat Medan Nuratim Sagala, pasokan yang menipis ke pedagang membuat harga-harga melambung tinggi. Para pedagang harus menjual mahal karena harga pengambilan di tingkat distributor juga tinggi.

“Ya konsekuensinya membuat para pembeli sepi dan omset berkurang drastis. Para pedagang berharap pemerintah dapat meredam harga-harga agar daya beli masyarakat tidak berkurang,” tandasnya. (netty)

Close Ads X
Close Ads X