Harga Daging di RI Tertinggi Rp150.000/kg | Stok Lebaran Diperkirakan 60.000 Ton

Warga membeli daging pada hari pertama tradisi meugang menyambut Idul Adha, di pasar Peunayung, Banda Aceh, Sabtu (10/9). ANTARA FOTO/Ampelsa/ama/16

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga rata-rata daging sapi lokal di Indonesia adalah Rp 114.000/kilogram (kg). Harga tertingginya adalah Rp 150.000/kg. Selain itu, kebutuhan nasional untuk konsumsi daging pada hari raya lebaran 2017 nanti diperkirakan sebanyak 60.000 ton.

Direktur Jenderal Per­da­­ga­ngan Dalam Negeri Ke­men­dag, Oke Nurwan, me­ngatakan harga tertinggi daging sapi lokal terdapat di daerah Tanjung Solok, Jambi. Sedangkan, har­ga terendah ada di daerah Denpasar, Bali.

“Harga rata-rata nasional saat ini adalah Rp114 ribu/kg atau setara US$8,69 untuk paha belakang. Dan tertingginya Rp150 ribu di Tanjung Solok. Terendah Rp85 ribu di Denpa­sar,” ungkap Oke di Kantor Pusat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Jakarta, Selasa (24/1).

Ia pun mengatakan, harga tersebut memang sudah ber­henti di posisi tersebut. Ia pun mengakui sulit menurunkan harga daging di bawah rata-rata nasional tersebut, walaupun telah banyak daging impor beku, baik sapi maupun kerbau.

“Ya kurang lebih ini memang harganya di situ. Mau kita pak­sakan turun juga kalau memang namanya daging segar harganya sekitar di situ. Sehingga upaya kita untuk menurunkan harga dengan daging beku, kayanya agak kerepotan juga,” kata dia.

Sementara itu, untuk har­ga daging di beberapa negara di Asia Tenggara, Singapura merupakan negara yang menjual harga daging paling tinggi. Sedangkan, Filipina menjual harga daging yang terendah dengan nilai US$4,9/kg.

“Harga daging sapi di Asia Tenggara itu di Singapura US$13,75/kg, Kurang lebih Rp180.000. Sedangkan yang terendah di Filipina US$4,9/kg, mungkin daging sapi di Filipina itu kurang juga diminati,” tuturnya.

Stok Lebaran Diperkirakan 60.000 Ton
Selain itu, Kementerian Per­dagangan telah mem­perkirakan kebutuhan nasional untuk kon­sumsi daging pada hari raya lebaran 2017 nanti sebanyak 60.000 ton.

“Kebutuhan untuk Juni (leba­­ran) 60.000 ton,” ungkap Direk­tur Jenderal Perdagangan Kemen­terian Perdagangan, Oke Nurwan.

Sementara, untuk rata-rata Januari hingga Mei 2017, Oke mengatakan, perkiraan kebu­­tuhan daging masyarakat ber­kisar 56.000 ton.

“Jadi kebutuhan rutin kita bulanan, itu dipasok dari 2 hal, dengan memotong sapi bakalan yang sudah digemukkan, dan dari daging, termasuk dari da­ging beku. Kombinasi itu setara per bulannya, perhitungan kami kebutuhannya adalah 56.000 ton,” kata Oke.

Ia pun mengatakan, pemerin­tah optimistis dapat memenuhi stok kebutuhan hingga Juni atau Hari Raya Lebaran nanti.

Untuk dapat memenuhi ke­butuhan lebaran tersebut, pe­merintah bakal melakukan ber­bagai upaya. Seperti kerja sama antara Badan Usaha Logistik (Bulog) dan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI).

“Langkah-langkah sudah di­­ambil, dari saat ini, salah sa­tunya ada kerja sama antara Bulog dengan ADDI untuk pen­distribusian. Daging kerbau, ada memberikan izin terhadap daging beku, juga memberikan izin terhadap pemasukan sapi bakalan yang dikaitkan dengan sapi indukan,” terang Oke.

Nantinya, kata Oke, kebu­tuhan daging tersebut akan dipasok baik dari sapi bakalan yang telah digemukan, maupun dari daging impor.

“Jadi konsumsi daging ini akan dipasok baik melalui rumah potong hewan, dengan me­mo­tong hewan yang sapi baka­lan yang digemukan, dan dikom­binasikan dengan impor da­ging, baik itu sapi maupun kerbau dengan harga yang diberikan alternatif diberikan ke masyarakat untuk harga yang terjangkau,” tutur Oke.

Sementara itu, Kasubdit Pe­ngawasan Sanitari dan Keama­nan Produk Hewan Kementan, Agung Suganda mengatakan, pihaknya bakal mengandalkan kebijakan 1:5 untuk dapat terus memenuhi pasokan sapi.

“Jadi setiap mengimpor satu indukan, harus ada 5 bakalan. Ini merupakan upaya kita dalam rangka meningkatkan populasi sapi di dalam negeri,” kata dia.

“Berdasarkan neraca di 2017, perkiraan pasokan daging ini masih cukup untuk kebutuhan menjelang puasa dan lebaran 2017. Jadi ya kita kejar supaya bisa terealisasi,” tuturnya.
(dtf)

Close Ads X
Close Ads X