Empat Bank Terbitkan Kartu E-Money untuk Tol

Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng (tengah), Kepala Badan Pengatur Tol Herry Trisaputra Zuna (kedua kiri), Direktur Eksekutif Program Transformasi BI Aribowo (kiri), Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Eni V Panggabean (kedua kanan) dan PLT Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Andiwiana (kanan) memberi keterangan pers tentang elektronifikasi pembayaran jalan tol di Gedung BI, Jakarta, Selasa (15/8). Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta perbankan nasional Indonesia sepakat untuk mengelektronifikasi pembayaran jalan tol agar dapat menghilangkan antrian panjang di seluruh gerbang tol di RI. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama/17

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mendorong elektronifikasi atau pembayaran uang elektronik di gerbang tol dengan menambahkan empat bank penerbit uang elektronik hingga Desember 2017.

Direktur Eksekutif Program Transformasi BI, Aribowo menjelaskan, bank sentral sebagai otoritas sistem pembayaran akan mendorong industri untuk mengimplementasikan interkoneksi dan interoperabilitas uang elektronik.

Rencananya sebanyak empat bank akan mulai ikut serta dalam penerapan uang elektronik di gerbang tol, menyusul empat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Tahap pertama fokus kepada empat bank dulu (Bank BUMN), September 2017 BCA masuk, lalu ditambah tiba bank lagi, Bank DKI, Bank Mega, dan Bank Nobu pada Desember 2017,” ungkap Aribowo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (15/8).

Saat ini seluruh ruas tol telah menggunakan uang elektronik bank BUMN, seperti e-money Mandiri, Brizzi, Tapcash BNI, dan e-money Mandiri-BTN. Sedangkan BCA baru dapat digunakan di ruas tol swasta di luar Jasa Marga. Pada September mendatang, Flazz BCA rencananya sudah dapat digunakan di ruas tol dalam kota

“Nanti Desember ditambah tiga bank lagi, Bank DKI, Bank Mega, dan Bank Nobu,” kata Aribowo.

Upaya ini dilakukan untuk mendorong elektronifikasi atau penggunaan uang elektronik di jalan tol pada Oktober 2017 mendatang.

Menurut Aribowo, bagi bank-bank lainnya yang ingin masuk ke sistem pembayaran elektronik tol, akan bisa melakukan co-branding dengan bank-bank penerbit uang elektronik. Hal ini diharapkan dapat memperluas penggunaan e-toll kepada para pengguna jalan tol.

Direktur Eksekutif Departemen Sistem Pembayaran, Eny V Panggabean menambahkan, untuk bank-bank kecil nantinya akan menggunakan terminal usage fee yaitu menyewa infrastruktur bank-bank besar dalam penggunaan uang elektronik.

“Untuk BCA, maunya sharing infrastruktur dengan Mandiri, langsung bayar di awal,” ungkap Eny. Ke depannya, BI akan mengembangkan in­tero­perabilitas dan interkoneksi dengan menerbitkan satu kartu untuk semua platform.

Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Anggoro Eko Cahyo berharap dengan penggunaan uang elektronik pada seluruh gerbang tol ini akan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan menghindari kemacetan.

“Saat ini masing-masing bank menerbitkan banyak kartu, harapannya interoperabilitas semua bisa memakai satu kartu dan satu platform. Nasabah pemegang kartu Tapcash, e-money, Flazz dan lainnya bisa bayar di semua tempat,” kata Anggoro.

Diskon 50 Persen

BI menyatakan uang elektronik perdana untuk pembayaran jalan tol akan didiskon hingga 50 persen selama 17 Agustus hingga 30 September 2017 guna menarik minat masyarakat membayar secara non-tunai.

“Kami, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan perbankan, sudah sepakat akan memberikan diskon,” kata Deputi Gubernur BI Sugeng

Dengan begitu, menurut paparan BI, harga uang elektronik perdana sebesar Rp 10 ribu. Sedangkan untuk tarif jalan tol, BPJT akan memberikan diskon 10-25 persen. Namun, BPJT masih mengkaji waktu penerapannya.

Sugeng mengatakan pemberian diskon ini diperlukan untuk bisa mengalihkan kebiasaan masyarakat dari membayar secara tunai menjadi non-tunai.

Hingga akhir Juni 2017, kata Sugeng, dari total transaksi pembayaran di gerbang tol secara nasional, baru 28 persen yang menggunakan uang elektroik, dengan rata-rata volume 720 ribu transaksi per gerbang tol.

Sementara, untuk pembayaran tol di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), total transkasi non-tunai sebesar 33,16 persen.

“Ini kita upayakan untuk mengubah kebiasaan, kita juga akan lakukan ‘enforcement’ (penegakan). Ini juga kita harapkan mengubah mindset masyarakat,” ujar dia.

Dorongan untuk meningkatkan penetrasi transaksi uang elektronik sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. Pemerintah dan BI menargetkan pada 31 Oktober 2017, semua pembayaran di jalan di seluruh ruas secara nasional akan membayar uang elektronik atau non-tunai.

Selain memberikan diskon untuk mendorong transaksi non-tunai, Sugeng mengatakan, perbankan dan BPJT juga akan memperbanyak gerai atau loket pengisian saldo uang elektronik (top-up).

Pasalnya, kata Sugeng, dari evaluasi saat arus mudik-balik Juni 2017, masyarakat banyak mengeluh mengenai sedikitnya lokasi top-up. “Perbankan akan tambah 30 lokasi ‘top-up’ dari 21 lokasi ‘top-up’,” ujar dia. (rep)

Close Ads X
Close Ads X