Bangun Jaringan Gas Pemerintah Hemat Rp141 M

Seorang anak melintas di depan meter gas yang terpasang di dinding Rumah Susun Penjaringan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (7/5). Surabaya merupakan salah satu kota yang menjadi percontohan pembangunan gas untuk rumah tangga nasional karena ketersediaan sumber gas di sekitar Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc/17.

Surabaya – Pemerintah terus menambah jumlah pembangunan jaringan gas rumah tangga setiap tahun. Maklum saja, penggunaan jaringan gas diklaim mampu menghemat anggaran pemerintah.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menyebut pembangunan jaringan gas memang bisa menghemat pengeluaran masyarakat dibandingkan menggunakan LPG 3 kilogram (kg). Pasalnya, harga gas dari jaringan gas diklaim lebih murah.

Untuk kota Surabaya, harga gas jargas dipatok Rp 2.995 per meter kubik. Sementara, harga LPG 3 kg mencapai Rp17.000. “Mengenai penghematan, satu rumah kira-kira antara Rp 15.000-Rp 20.000 sebulan. Ini signifikan, sesuai arahan Pak Presiden, pembangun bentuk apapun diarahkan pada pembangunan yang dibarengi dengan pemerataan luar biasa,” kata Jonan pada acara Peresmian Jargas di Surabaya, kemarin.

Secara nasional sejak 2009-2016, pemerintah telah membangun 200.000 sambungan rumah tangga (SR). Penghematan yang dilakukan pemerintah mencapai 20.000 ton per tahun atau mampu menghemat subsidi pemerintah sebesar Rp 141 miliar per tahun.

Khusus kota Surabaya, pembangunan jargas sebanyak 24.000 SR mampu menghemat penggunaan 2.600 ton per tahun.”Dengan 24.000 SR itu, ada penghematan subsidi Rp 1.5 miliar atau Rp 18 miliar per tahun,” tutur Jonan.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan pembangunan jaringan gas bisa membantu masyarakat. “Karena ini membantu masyarakat, bisa membantu mengurangi pengeluaran, di Kampung Kue bisa menekan 30-35%, untuk rumah tangga bisa hemat 20-25%. Makanya jaringan gas sangat bermanfaat untuk warga kami di Surabaya,” imbuh Risma.

Untuk itu, jumlah pembangunan jaringan gas akan terus ditambah oleh pemerintah. Apalagi realisasi pembangunan jaringan gas juga tidak terlalu besar.

Pada tahun lalu realisasi pembangunan jaringan gas hanya capai 89.000 SR. Pada tahun ini, diproyeksi pembangunan jaringan gas sebesar 66.000 SR yang terdiri dari 6.301 sambungan dibangun di Musi Banyuasin, 5.000 sambungan di Kabupaten Mojokerto, 10.321 sambungan di Bandar Lampung, 7.426 sambungan di DKI Jakarta, 4.785 sambungan di Muara Enim, 5.375 sambungan di Pali, 3.270 sambungan di Pekanbaru, 8.000 sambungan di Bontang, 4.500 sambungan di Samarinda, dan 5.101 sambungan di Kota Mojokerto.

Tahun depan ditargetkan pembangunan jaringan gas sebanyak 100.000 SR. Hingga 2019 ditargetkan bisa mencapai sekitar 500.000 SR. (kci)

Close Ads X
Close Ads X