Serapan Ikan dari Nelayan Digandakan

Tumpukan berbagai jenis ikan hiu siap dilelang di tempat pelelangan ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (20/4). Potensi nilai ekonomis yang tinggi dan aturan yang tidak menyeluruh membuat penangkapan dan perdagangan hiu terus berlanjut di Indonesia. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/aww/17.

Jakarta – Perum Perikanan Indonesia (Perindo) menggandakan pembelian ikan dari nelayan mitra menjadi 5.000 ton pada 2017. Untuk mencapai target itu, BUMN perikanan itu berencana menerbitkan surat berharga jangka pendek alias medium term notes (MTN) senilai Rp200 miliar untuk mencukupi sebagian kebutuhan modal kerja.

Perum Perindo tahun lalu masih menyerap ikan sekitar 2.500 ton dari nelayan mitra. “Untuk mempercepat itu, kami tidak bisa hanya mengandalkan kerja sama dengan perusahaan lain, tetapi juga harus menyerap dana dari investor publik,” kata Sekretaris Perusahaan Perum Perindo Agung Pamujo, Kamis (20/4).

Sejak berdiri 2013 dari hasil perubahan Perum Prasarana Perikanan Samudera, Perindo untuk pertama kali akan menerbitkan MTN. Rencana penerbitan surat berharga perdana itu sedang dimatangkan.

Untuk mengegolkan rencana itu, Perindo tengah dalam tahap pemeringkatan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Perusahaan menargetkan emisi MTN dapat dilakukan sebelum semester II/2017.

MTN dirancang sebagai salah satu dari beberapa sumber pembiayaan modal kerja Perindo yang tahun ini dianggarkan Rp580 miliar. Sumber dana lainnya berasal dari kerja sama dengan investor senilai Rp250 miliar, bank BUMN Rp120 miliar, dan modal sendiri Rp10 miliar. “Kami tidak mungkin mengandalkan modal sendiri. Kas internal tidak cukup,” ungkap Agung.

Selain perdagangan ikan, dana modal kerja Perindo tahun ini akan digunakan untuk menambah keramba jaring apung (KJA) dari saat ini 1.400 lubang menjadi 9.000 lubang untuk budidaya kerapu dan kakap putih.

Agung mengatakan target pendapatan yang jumbo tahun ini memerlukan modal kerja yang besar pula. Seperti diketahui, perusahaan menargetkan kenaikan pendapatan cukup fantastis hingga 400% menjadi Rp1,1 triliun tahun ini. (bc)

Close Ads X
Close Ads X