Produksi Ikan Melimpah, Nelayan Makin Makmur

Sejumlah nelayan berada diatas kapalnya saat bersandar di TPI Muarareja, Tegal, Jawa Tengah, Minggu (19/3). Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberlakukan pembatalan perjanjian dengan nelayan penerima bantuan sarana penangkapan ikan seperti kapal dan alat tangkap, jika melakukan manipulasi data. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc/17.

Jakarta – Budidaya menjadi salah satu upaya pemerintah untuk me­ningkatkan produksi perikanan dalam negeri. Melalui Direktorat Jenderal Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, se­jumlah program optimalisasi budidaya dilakukan.

Direktur Jenderal Budidaya Perikanan, Slamet Soebjakto mengatakan, saat ini nilai tu­kar usaha pembudidaya ikan meningkat dari yang semula 105,8 pada Februari 2014 lalu menjadi 109,83 pada Februari 2017.

“Ini hal yang cukup meng­gembirakan. Karena Nilai Tu­kar Usaha Pembudidaya ini menunjukkan bahwa margin atau keuntungan pembudidaya sudah semakin naik. Ini artinya peningkatan pendapatan pem­budidaya semakin naik,” kata Slamet dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (20/3).

Menurutnya hal ini di­ka­renakan adanya sejumlah pro­gram-program perikanan bu­didaya yang dilakukan. “Seperti adanya bantuan-bantuan benih dari masyarakat yang di 2016, kita sudah mencapai 187 juta ekor benih yang kita berikan ke pembudidaya,” tambahnya.

Peningkatan nilai tukar usaha pembudidaya juga didorong ditekannya biaya pakan yang selama ini menjadi komposisi termahal produksi budidaya. Ketersediaan pakan murah di­laksanakan oleh program pakan ikan mandiri.

Produksi pakan ikan mandiri dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Di tahun 2016 pro­duksinya bahkan meningkat hingga 300% atau sebesar 62.160 ton pakan mandiri.

“Kemarin kita sudah buat SK, pa­kan ikan mandiri harganya Rp6 ribu untuk yang jenis teng­gelam, dan Rp 7 ribu untuk pa­kan yang terapung. Itu mak­si­mum. Kenyataannya di masyarakat ada yang Rp 4700 atau Rp 4750. Tapi kita terapkan maksimal har­ga­nya Rp 6.000. Ini supaya enggak jor-joran seperti pakan-pakan yang lain,” ucap dia.

Produksi pakan ikan man­di­ri yang naik sendiri dido­rong oleh adanya peningkatan produksi ikan dalam negeri sebagai bahan bakunya. Hal ini terbukti dari meningkatnya penggunaan te­pung ikan dalam negeri selama 3 tahun terakhir dan menurunnya impor tepung ikan.

“Kalau dilihat, tepung ikan yang diimpor rata-rata pe­nurunannya mencapai 15,9% dalam tiga tahun terakhir. Dan imbasnya penggunaan tepung ikan lokal naik 25,4% (data 2014-16),” tutur dia.

“Ini juga berdampak lang­sung dari pemberantasan illegal fishing yang dilakukan bu Menteri. Ikan makin banyak, produksi te­pung ikan dalam negeri makin ba­nyak, impor jadi turun,” pung­kas­nya.

(dtf)

Close Ads X
Close Ads X