Marak Perompakan Nelayan Rajungan

Puluhan nelayan dari berbagai daerah yang tergabung dalam Serikat Nelayan Indonesia (SNI) membawa rajungan ketika melakukan aksi di depan Istana Merdeka Jakarta, Selasa (23/8). Nelayan meminta pemerintah melindungi nelayan dengan memberantas perompak yang mulai marak di perairan Indonesia, khususnya di perairan Lampung yang mengambil hasil ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/16.
Puluhan nelayan dari berbagai daerah yang tergabung dalam Serikat Nelayan Indonesia (SNI) membawa rajungan ketika melakukan aksi di depan Istana Merdeka Jakarta, Selasa (23/8). Nelayan meminta pemerintah melindungi nelayan dengan memberantas perompak yang mulai marak di perairan Indonesia, khususnya di perairan Lampung yang mengambil hasil ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/16.

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan, setiap nelayan rajungan yang menjadi korban perompakan di perairan Provinsi Lampung merugi sekitar Rp25 juta. Plt Dirjen Tangkap KKP Zulfichar Mochtar mengatakan, kerugian tersebut hasil dari para nelayan rajungan yang secara langsung melaporkan kepada KKP.

“Dalam setiap perampokan nelayan kehilangan atau mengalami kerugian sebesar Rp25 juta atau setara 1-2 ton kepiting,” kata Zulfichar di Gedung GMB I, Jakarta, Selasa (23/8). Zulfichar menyebutkan, sudah lebih dari 86 kali kasus perampasan ancaman dengan ancaman senjata rakitan (pistol dan senjata) dengan bertopeng, yang merampas hasil tangkapan, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Sekitar 400-an nelayan dari berbagai lokasi melaporkan ke KKP masalah keamanan dalam menangkap rajungan di sekitar perairan Provinsi Lampung. Adapun, 400-an nelayan tersebut termasuk dari Muara Angke (Jakarta), Tegal, Karawang, Cirebon.

“Modusnya adalah ketika mereka sudah menangkap, laras panjang didekati oleh beberapa kapal-kapal kecil dengan mengenakan topeng untuk mengambil semua hasil tangkapan tersebut dan ini sudah berlangsung selama tiga bulan terjadi,” tambahnya.

Sebelum melaporkan kejadian tersebut pada KKP, kata Zulfichar, para nelayan rajungan ini pernah melaporkan hal tersebut kepada beberapa lembaga atau instansi keamanan, namun hasilnya belum banyak mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan, kata Zulfichar, para nelayan yang datang ke KKP ini khawatir tindakan para perompak lebih beringas lagi dari yang sebelumnya.

“Karena saat melapor diliput media, nah ketika mereka melaut justru lebih sangar lagi upaya perampokan di lapangan. Di samping itu kita akan segera mengirim tim untuk mengecek harga rajungan di lapangan. mudah-mudahan dalam waktu dekat akan bisa dibuktikan,” tandasnya. (oz)

Close Ads X
Close Ads X