Adi Ming E : Kunci Sukses Berani Bersahabat dengan Risiko

 

Chairman Samera Propertindo, Adi Ming E.Ist

Medan | Jurnal Asia
Mencapai titik kesuksesan bukanlah semudah membalikkan telapak tangan bagi seorang Adi Ming E. Meski terlahir bukan sebagai pewaris kerajaan properti, kini dirinya mampu membuktikan dapat
“merajai” bidang properti dengan menyandang Chairman Samera Propertindo.

Hidupnya dulu terbilang sulit, untungnya orang tuanya memiliki tekad menyekolahkannya. Sehingga saat tamat SMA dan sambil kuliah ia berani menentukan jalan hidupnya.

Lebih dari 20 tahun waktunya dicurahkan untuk satu bidang yang tergolong “angker”. Selain tantangan padat modal, bisnis properti sangat bergantung pada iklim ekonomi lokal, nasional dan global dan belum lagi beradaptasi pada kebijakan pemerintah.

Hanya ada satu kata kunci yang terus mengikuti kesuksesan miliarder muda ini yaitu risiko. Baginya, di setiap tantangan besar selalu ada risiko besar dan potensi keuntungan yang besar pula maka bersahabatlah dengan risiko.

“Sebagai seorang pebisnis properti, saya harus bersahabat dengan yang namanya risiko,” katanya, Sabtu (16/11).

Menurut pria ramah senyum ini, jika setiap tahun dicatat, sebenarnya akan selalu saja ada alasan untuk pesimis dengan bisnis properti. Ada yang bilang hati-hati di tahun politik, hati-hati saat ada desas-desus krisis global, hati-hati pergantian kepala daerah. Dan jika dituruti, maka tidak ada tahun baik untuk menjalankan bisnis properti.

“Beberapa tahun terakhir, di saat kompetitor berbondong-bondong membidik pasar menengah bawah saya memilih tetap fokus di segmen menengah atas,” ujarnya.

Alasannya sederhana, kata dia, menengah atas sudah pasti mampu beli. Ia hanya perlu memikirkan desain terbaik dengan harga paling kompetitif daripada ikut berspekulasi dengan kabar tumbuhnya kelas ekonomi menengah di Indonesia, padahal kelas menengah sangat rentan.

Isu lesunya pasar di tahun politik juga tak membuat Adi Ming gentar. Saat customer asal Medan wait and see di moment Pilkada Sumut, ia menyasar customer asal Aceh. Ia tahu banyak masyarakat Aceh yang rutin ke Medan untuk berlibur atau bisnis, terbukti 25 persen sales disumbang masyarakat asal Aceh.

“Selain Medan, masyarakat Aceh adalah pasar yang patut diperhitungkan,” ucapnya.

Ia yakin selalu ada peluang di setiap tantangan. Besar kecilnya risiko yang dihadapi hanya tinggal penyesuaian kita dengan tekad dan kerja keras.(nty)

Close Ads X
Close Ads X