Target Ekonomi 2017 Dinilai Pesimistis

Jakarta | Jurnal Asia
­Setelah pemerintah menyam­paikan kerangka makro­ekonomi dan pokok-po­kok kebijakan fiskal tahun 2017 pekan lalu, kali ini giliran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyampaikan panda­ngan. Sejumlah fraksi menilai bera­gam atas pandangan pemerintah me­nge­­nai asumsi ekonomi tahun de­pan.

Dalam kerangka mak­ro­eko­no­mi yang disampaikan pe­merintah, Pertumbuhan Eko­nomi ditargetkan berada dalam rentang 5,3%-5,9%. Pemerintah, memperkirakan Per­tum­buhan Ekonomi global tahun depan akan membaik, dan itu akan berimbas pada perekonomian domestik.

Tanggapan anggota dewan di Senayan beragam. Fraksi De­mokrat memandang dengan tar­get itu pemerintah dinilai terlalu optimistis. Ini terlihat dari kondisi tahun ini yang masih menunjukkan pelambatan. Per­tum­buhan Eko­nomi kuartal I-2016 lalu hanya 4,9%, meleset da­ri target yang diperkirakan di atas 5%.

Berkebalikan, anggota Frak­si Golkar Hamka B Kady jus­tru menilai masih ada ruang pertumbuhan. Pasalnya, menurut dia, pertumbuhan ekonomi yang cukup realistis berada di level antara 5,5%-6,1%.

Target pertumbuhan itu seja­lan dengan keinginan pemerin­tah untuk meningkatkan target pe­nerimaan pajak dari tahun ini. “Sehingga pemerintah bisa mem­perlebar ruang fiskal,” kata Hamka, Kamis (26/5) di Jakarta.

Fraksi Partai Gerindera dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengungkapkan hal senada. Mereka menilai pemerintah terlalu pesimistis. Sikap pemerintah diniali tidak mencerminkan straegi kebijakan fiskal pemerintah yang ekspansif.

Sementara untuk asumsi makro­­­eko­nomi lainnya, rata-rata fraksi menilai sudah cukup rea­listis, seperti target inflasi yang ada di rentang 3%-5%. Selain itu, nilai tukar rupiah diperkirakan Rp13.650 Rp13.900 per dollar AS. (kci)

Close Ads X
Close Ads X