Medan | Jurnal Asia
Sembahyang Cheng Beng (ziarah kubur) kembali digelar penerus enam marga di Yayasan Sad Putra Persada (YSPP) Jalan Pancur Batu No 4 Medan, Minggu (10/4). Ritual ini guna menghormati arwah para leluhur diantaranya, Ang (Hong), Jiang, Ritual sembahyang leluhur dilaksanakan di lantai 4 gedung YSPP sekitar pukul 12.00 WIB. Sembahyang dipimpin Ketua Locu, Usman Anwar dan dihadiri Ketua Umum YSPP, Tongariodjo Angkasa Ginting SE, MBA, MM, MSc dan sejumlah pengurus, Indra Ang, Dr Johanes Kusuma, Nurni Angsana, Ang Thien Chai dan lainnya.
Kemudian, dilanjut dengan ritual persembahan kepada arwah-arwah jalanan yang tidak terurus. Di halaman depan YSPP telah dipersiapkan persembahan dan dilakukan pembakaran dupa dan kertas sembahyang.
Ketua Locu, Usman Anwar mengatakan, sembahyang ini rutin dilakukan penerus enam marga pada saat bulan Cheng Beng yang biasanya jatuh pada tanggal 5 April, 10 hari sebelum dan sesudah pada setiap tahunnya. Menurut kepercayan, Cheng Beng adalah bulan yang baik untuk mendoakan arwah leluhur.
“Sembahyang Cheng Beng merupakan wujud bakti anak cucu kepada leluhur yang sudah tiada. Dengan begitu, kita tetap menghormati dan mengingat jasa-jasa dari para leluhur,” katanya kepada Jurnal Asia, Minggu (10/4).
Ia melanjutkan, banyak orang Tionghoa masih melakukan tradisi Cheng Beng, begitu juga dengan penerus enam marga. Sembahyang Cheng Beng merupakan tradisi tahunan yang sudah melekat sejak dulu dan akan terus dipertahankan hingga anak cucu.
“Berbakti adalah hal yang penting, bukan hanya ditunjukkan kepada orang tua yang masih hidup. Tetapi juga kepada leluhur yang sudah meninggal, baik dengan cara membersihkan kuburan sampai membakar kertas gincua atau kertas sembahyang,” tukasnya. (netty)