BMKG: Hujan Lebat Diperkirakan Hingga Pekan Depan | Nelayan Enggan Melaut, Harga Ikan Melonjak

Medan | Jurnal Asia
Hujan lebat yang melanda sejumlah daerah di Povinsi Sumatera Utara diprakirakan akan berlangsung hingga satu pekan ke depan. Prakirawan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan Christin Matondang di Medan, Kamis (11/2) me­nga­takan, seharusnya Sumut sudah me­masuki musim kemarau sejak awal Februari 2016.

Namun dalam satu pekan terakhir, ada gangguan cuaca di bagian barat Samudera Hindia yang menyebabkan munculnya peluang hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Setelah gangguan cuaca itu berakhir, diprakirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat tersebut akan berkurang. “(Hujan lebat) ini bu­kan musiman, tetapi gangguan se­mentara,” katanya.

Menurut Christin, hujan dengan intensitas sedang hing­ga lebat tersebut paling b­anyak berpeluang turun di le­reng pegunungan bagian utara Su­mut seperti Karo, Dairi, dan pe­gu­nungan Langkat.

Dengan kondisi cuaca dan tiupan angin yang terjadi di Sumut, biasanya hujan tersebut mun­cul pada sore hingga malam hari. Tidak tertutup kemungkinan, hujan yang turun dengan intensitas sedang hingga lebat tersebut akan diiringi dengan tiupan angin kencang.

BMKG Wilayah 1 Medan telah menyampaikan setiap perkembangan cuaca tersebut ke pemerintah daerah dan pihak tertentu yang berkepentingan sebagai bentuk peringatan dini. “SMS cuaca ekstrem juga selalu dikirim kalau ada potensi cuaca buruk,” katanya.

Nelayan Enggan Melaut
Intensitas curah hujan tinggi yang melanda wilayah Sumatera Utara (Sumut) dan sekitarnya menyebabkan sebagian ne­layan takut melaut. Hal ini me­­nyabab­kan harga ikan pun melonjak naik.
Pantauan Jurnal Asia di beberapa pasar tradisional Kota Medan, harga ikan laut naik sekitar Rp2.000 sampai Rp4.000 per kilogram (kg). Bahkan, ada beberapa pedagang yang tidak mendapatkan pasokan ikan dari nelayan yang biasa melaut.

Untuk harga ikan dencis misalnya, saat ini harganya mencapai Rp23 ribu per kg dari sebelumnya yang hanya Rp18-20 ribu per kg, ikan tongkol Rp24 ribu per kg dari sebelumnya Rp20 ribu, ikan pisang-pisang Rp20 ribu dari sebelumnya Rp16 ribu per kg.

Kemudian ikan selar dari Rp22 ribu menjadi Rp24 ribu per kg, ikan gembung ukuran sedang menjadi Rp26 ribu dari sebelumnya Rp20 ribu per kg, kerang besar Rp36 ribu dari biasanya Rp30 ribu dan udang mencapai Rp60 ribu dari biasa­nya yang hanya Rp40 ribu per kg.

“Karena hujan dan badai di laut, sebagian besar nelayan tidak berani melaut sehingga pasokan ikan di pasar sedikit. Bahkan, hari ini (red, Kamis) ikan gembung kosong, kalau kemarin harganya memang tinggi sekitar Rp26 ribu per kg,” kata pedagang ikan di Pusat Pasar, Deddy, Kamis (11/2).

Menurutnya, saat ini gelom­bang laut tinggi dan angin kencang. Itu sebabnya, para ne­layan lebih memilih meng­ha­bis­kan waktu untuk memperbaiki ja­ring dan perahu agar semua siap pakai ketika cuaca kembali normal. “Kalau cuaca ekstrem, ikan pun sulit untuk didapatkan. Ini yang menyebabkan harga ikan terus melonjak naik,” ujarnya.

Tak hanya harga ikan yang tinggi, harga sejumlah komoditas sayuran juga ikut melambung. Pasalnya, karena hujan merata di wilayah Sumut, membuat petani tidak dapat memanen sayuran.
Yang melonjak tinggi itu adalah cabai rawit dan cabai merah Rp32 ribu per kg dari harga biasa Rp24 ribu per kg, tomat dari yang biasanya Rp7.000 menjadi Rp10 ribu per kg. Kemudian yang bertahan mahal, bawang putih Rp32 ribu per kg, cabai hijau Rp16 ribu per kg, bawang merah Rp24 ribu per kg.

Salah satu pedagang sayuran di Pusat Pasar R Ritonga me­ngaku, tingginya harga cabai ter­jadi beberapa hari te­rakhir karena pedagang sulit men­dapatkan pasokan cabai.Menurutnya, ini karena petani tidak memanen karena hujan beberapa hari ini. “Mudah-mudahan nanti bakal turun harganya kalau cuaca kembali normal karena tidak ada momen hari besar keagamaan. Kalau produksinya mencukupi harga juga akan turun,” tuturnya.
(ant/netty)

Close Ads X
Close Ads X