Memandikan Rupang Menjelang Imlek

1

2

3

4

5

6
Vihara Cetya Pancaran Mentari Suci Jalan Selam V Medan menjelang Imlek 2567 membersihkan Rupang Dewa-Dewi, Kamis (4/1). Menurut Pimpinan Vihara, Djono, membersihkan rupang harus menggunakan air bersih, bunga tujuh rupa warna serta sejenis daun lontar agar mengeluarkan aroma harum. Kemudian patung dewa-dewi dilap dengan kain merah.

Selain airnya harus bersih, baskom yang dipergunakan untuk memandikan rupang juga harus bersih. Tradisi memandikan Rupang Dewa-Dewi menjelang masuknya Hari Raya Imlek merupakan tradisi yang biasa dijalani masyarakat Tionghoa, setelah para dewa-dewi diyakini pergi ke langit pada Cap Jie Gwee 24 atau sehari sebelumnya.

Dengan melakukan ritual tersebut, masyarakat berharap bisa mendapat berkah serta peruntungan yang baik di masa-masa mendatang. Tradisi ritual ini dilakukan bertepatan dengan hitungan Shang An di mana para dewa-dewi naik menuju ke khayangan. Tradisi pembersihan ini juga terlihat di berbagai tempat ibadah umat Khonghucu atau yang lebih dikenal dengan sebutan klenteng yang akan membersih-bersihkan tempat ibadah, seperti membersihkan altar para Sin Beng (Dewa-Dewi) dan halaman-halaman klenteng.

Selain membersihkan Rupang, masyarakat Tionghoa juga membersihkan altar sembahyang untuk Dewa dan arwah leluhur di rumah masing-masing. Pembersihan altar di rumah pribadi merupakan simbol tanda bakti etnis Tionghoa kepada leluhurnya juga pada dewa-dewi, yang dimaksudkan untuk menyiapkan tempat yang bersih untuk para dewa-dewi ketika kembali turun pada hari keempat setelah Imlek.(arifin)

Close Ads X
Close Ads X