Medan Kronis Banjir | Mulai Hujan Deras dan Angin Kencang

Medan | Jurnal Asia
Ratusan rumah warga di se­jumlah kelurahan di Kota Medan tergenang banjir akibat curah hujan tinggi sejak Selasa (24/11) malam. Pantauan wartawan di Medan, Rabu (25/11) pagi, rumah-rumah warga yang terendam banjir berada di Kelurahan Aur dan Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun. Banjir yang melanda ratusan rumah warga di Kecamatan Medan Maimun itu terjadi akibat meluapnya Sungai Deli setelah menerima curah hujan tinggi pada Selasa malam.

Banjir juga menggenangi ratusan rumah di Kelurahan Beringin, Ke­camatan Medan Selayang, dan Ke­lurahan Kuala Bekala, Kecamatan Me­dan Johor. Genangan air di dua ke­camatan tersebut disebabkan me­luapnya Sungai Babura setelah me­nerima debit air yang sangat banyak. Meski menggenangi rumah, terlihat anak-anak berenang dan bermain dalam genangan air yang mulai muncul pada Rabu dinihari tersebut.

Selain perumahan warga, genangan air juga terlihat di kampus Universitas Sumatera Utara (USU) dan Jalan dr Mansyur yang ada di depan kampus tersebut. Sejumlah mahasiswa USU menyesalkan peristiwa banjir yang rutin melanda area kampus perguruan tinggi negeri tersebut jika Kota Medan menerima curah hujan deras.

Kondisi itu diperkirakan karena buruknya sistem drainase yang ada di sekitar kampus USU, sehinga tidak mampu menampung dan mengalirkan debit air yang ada. Hingga menjelang pukul 13.00 WIB, belum didapatkan data resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan mengenai jumlah rumah yang tergenang banjir.

Pohon Tumbang
Sejumlah pohon di beberapa lokasi di Kota Medan tumbang, akibat hujan lebat yang disertai angin kencang pada Selasa (24/11) malam. Diantara pohon yang tumbang adalah pohon mahoni berukuran besar di Jalan Flamboyan Raya, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan.

Akibat tumbangnya pohon tersebut sejak Selasa (24/11) pukul 21.00 WIB, arus lalu lintas di Jalan Flamboyan Raya terputus, sehingga pengendara sepeda motor maupun mobil pribadi terpaksa harus berputar arah karena tidak dapat melalui jalan tersebut. Bahkan, pohon besar yang melintang di tengah badan jalan, baru Rabu pagi dievakuasi atau dipindahkan dengan cara dipotong-potong. Selain itu, akibat pohon tumbang para warga yang tinggal di salah satu perumahan mengalami kesulitan untuk ke luar dari kompleks tersebut.

Satu unit tiang listrik yang terdapat pinggir jalan itu juga tumbang akibat tertimpa pohon besar tersebut, sehingga arus listrik di lokasi itu padam. Kemudian, akibat curah hujan yang cukup tinggi itu, dua sungai yang terdapat di Kota Medan meluap, yakni Sungai Babura dan Sungai Deli.

Sungai Deli yang meluap itu mengakibatkan ratusan rumah warga di Perumahan Mandala dan Kelurahan Aur, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun mengalami banjir mencapai setinggi lutut orang dewasa.

Kemudian, Sungai Babura meluap mengakibatkan Kelurahan Medan Baru mengalami banjir dan menggenangi kampus Universitas Sumatera Utara (USU) di Jalan dr Mansyur Medan. Hingga Rabu (25/11) pukul 16.00 WIB, banjir yang melanda kota berpenduduk 2,3 juta jiwa ini mulai kelihatan menyusut. Begitu juga debit Sungai Babura dan Sungai Deli yang mulai berkurang. Namun belum ditemukan adanya korban jiwa akibat banjir dan pohon tumbang tersebut.

Medan Kronis
Penjabat (Pj) Walikota Medan, Drs H Randiman Tarigan MAP menegaskan Kota Medan sudah termasuk ‘kronis’ dalam permasalahan banjir. Terutama berkenaan dengan banjir kiriman dan disaat hujan turun dengan deras.

“Tak semudah balikkan telapak tangan soal banjir di Medan ini, karena sudah kronis. Jadi, pelan tapi pasti, kita benahi penangananya, kita terus kerjalah,”kata Pj Walikota Medan saat ditemui sebelum pelaksanaan penandatanganan nota kesepakatan KUA-PPAS APBD Tahun Anggaran 2016 di DPRD Kota Medan, Rabu (25/11).

Namun demikian, ujar Pj Walikota pihaknya tetap berupaya mencari solusi penanganan banjir di Kota Medan ini.”Kita akan berupaya, nanti kita rapatkan setelah ini. Segera panggil Kadis PU (Bina Marga) untuk tanggulangi itu, Insya Allah sabar ya,” katanya kembali.

Selain itu, Pj Walikota mengakui banyaknya drainase yang tidak berfungsi bahkan ada dalam pengorekan. Sehingga ketika turun hujan pada selasa malam, Kota Medan dan sekitarnya dilanda banjir.

“Drainase kita sudah pada tumpat, sampah-sampahnya banyak sekali, kita akan korek kembali mana-mana yang termasuk parah itu,” turutnya serius sembari mengingatkan pada seluruh instansi jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Medan terutama camat dan lurah serta kepala lingkungan untuk lebih menggiatkan gotong royong.

Sebelumnya, anggota DPRD Kota Medan Hasyim SE mengatakan, didalam mengantisipasi banjir, Pemko Medan diharapkan dapat melakukan pengerukan dan pendalaman terhadap beberapa sungai yang membelah kawasan Kota Medan seperti Sungai Babura, Berderah, Deli, Denai dan Sunggal.

“Ini merupakan peristiwa klasik (berulang setiap tahunnya/silkus tahunan) yang perlu dicari solusi penyelesaiannya, kita harap Pemko bisa melakukan pendalaman pada sungai-sungainya,”ujar Ketua DPC PDIP Kota Medan tersebut.

Menurut Hasyim dengan pengorekan baik melakukan pendalaman dan pelebaran sungai diharapkan akan mampu menampung debit air kiriman akibat hujan di hulu sehingga tidak merendam rumah warga yang bertempat tinggal di sekitar bantaran sungai. Dan, program pengorekan ini, ditambahkannya, harus segera dilaksanakan instansi terkait guna mengantisipasi banjir susulan.

Gandeng Akademisi
Banyaknya galian di sejumlah ruas jalan akibat penggalian drainase, Gas, PLN dan lainnya bukan hanya menjadi momok bagi warga Kota Medan tapi juga menimbulkan kemacetan bahkan banjir, terutama musim hujan seperti saat ini.

“Permasalahan seperti ini sudah klasik tanpa ada evaluasi untuk perubahan dan memperbaikinya. Kondisi ini mengesankan Pemko terkesan kurang peduli dengan pembenahan kota,” ungkap akademisi Perencanaan Wilayah dan Kota ITM, Ir Rahmad Dian MT, Rabu (25/11).

Menurutnya selama ini dalam hal penanganan permasalahan seperti banjir ataupun kemacetan yang dilakukan pemerintah kota hanya sebatas orientasi solusi teknis dan berdimensi jangka pendek saja. Jadi tidak heran jika hal yang sama setiap tahunnya akan kembali terulang.

Untuk pencegahan terhadap “penyakit” itu katanya, pemko hendaknya melibatkan akademisi dari perguruan tinggi khususnya di bidang tata kota, sehingga turut berperan bagaimana mengelola pembangunan kota dengan kaidah tata ruang agar bisa meminimalisir banjir ataupun macet akibat galian yang timpang tindih tersebut.

Diakuinya, penyebab banyaknya galian di beberapa ruas jalan di kota Medan antara lain karena pengerjaan proyek yang tergesa-gesa sebelum tutup anggaran di pengujung tahun, akibat pelaksanaan tender yang relatif singkat.

“Kita menghimbau kepada Pemko ataupun dinas terkait segera menuntaskan proyeknya seperti pengerjaan jalan ataupun drainase tepat waktu sebelum musim hujan tiba,” imbau Ketua jurusan perencanaan wilayah dan kota ITM ini.

Untuk itu katanya perlu dilakukan perbaikan sistem anggaran terutama untukpengesahan proyek bangunan fisik yang pengerjaannya dilakukan tidak sedang musim hujan atau setidaknya paling lama bulan keenam atau Juni.

Basement Gubernuran Terendam
Hujan deras yang mengguyur Kota Medan sejak Selasa malam (24/11) kemarin, tak hanya menggenangi beberapa kawasan saja. Kantor Gubernur Sumut yang terletak di Jalan Diponegoro Medan juga tak luput terimbas banjir. Tepatnya di areal parkir kendaraan bawah (basement) gedung tersebut. Air sempat menggenang hingga selutut kaki orang dewasa.

Akibat banjir di basement ini, Rabu (25/11) sekitar pukul 12.00 WIB, para pegawai dari Biro Umum tampak sedang menguras genangan air yang berada tepat di pintu masuk dari basement tersebut.

Tampak pula Kepala Biro Umum Setdaprovsu Alia Gani Manurung yang berupaya mengatur anggotanya untuk membuang genangan air. Kuat dugaan, saluran air menjadi tersumbat lantaran pembuangan dialihkan akibat pembangunan gedung parkir sepeda motor di Kantor Gubsu. Mereka berupaya membuang air baik dengan cara manual memakai serokan hingga menggunakan mesin penyedot air.

Alia Gani Manurung yang ditemui di lokasi tersebut tampak kurang bersahabat dengan kehadiran wartawan. Dengan mimik kurang senang, ia coba menjelaskan kenapa bisa terjadi genangan air di parkiran bawah Kantor Gubsu. “Itu (saluran pipa) sebelumnya, tertutup dengan saluran pipa yang baru,” ujar Gani.

Namun begitu, diakui dia, bahwa penyebab terjadinya genangan air lantaran hujan deras yang mengguyur sejak kemarin malam. “Ini airnya masuk dari atas, karena hujan deras semalam,” sebut Gani seraya mengarahkan tangannya menunjuk ke saluran pipa yang menjadi sumber masuknya air.

Disinggung apakah ada kaitan peristiwa itu dengan pembangunan gedung sepeda motor yang tengah berjalan, Gani tak menampiknya. “Karena pembangunan gedung di atas parkir basement, membuat saluran pembuangan airnya tersumbat. Sehingga begitu hujan deras seperti semalam, airnya tidak mengalir dan tertampung di basement ini,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Provsu, yang juga Kepala Biro Aset dan Perlengkapan Setdaprovsu, Safruddin, justru berkilah bahwa genangan air yang terjadi bukan karena pembangunan gedung parkir roda dua yang saat ini tengah berjalan. Safruddin menyebut bahwa hal itu merupakan tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) Biro Umum Setdaprovsu. “Itu Biro Umum, bang,” katanya melalui pesan singkat, Rabu (25/11).

Hingga sore, beberapa petugas masih terlihat menyedot air di parkiran basement. Pasalnya ada beberapa ruangan di tempat itu yang masih tergenang air. Kondisi tersebut pun membuat tak banyak mobil dan sepeda motor yang parkir di areal itu. “Masih dibersihkan bang,” kata seorang petugas cleaning servis yang tak mau namanya disebutkan. (andri/swisma/mag-01)

Close Ads X
Close Ads X