Pengusaha Indonesia Pelit untuk Investasi

Jakarta | Jurnal Asia
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyindir para pengusaha Indonesia khususnya di sektor kelautan dan perikanan. Menurut Susi, pengusaha lokal malas untuk menyisihkan keuntungan untuk investasi baru. Akibatnya, perusahaan atau pengusaha Indonesia di sektor perikanan dan kelautan kalah bersaing dibandingkan pebisnis asing.

“Orang Indonesia pelit investasi. Keuntungan seharusnya diinvestasikan kembali ke bisnis atau 40% untuk re-investment,” kata Susi saat bertemu Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (AIRLI) di KKP, Jakarta, Jumat (9/10).

Susi lantas merujuk ke pengusaha rumput laut Indonesia. Ia menantang pengusaha pengolahan rumput laut untuk masuk dan menanamkan modalnya lebih banyak karena Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) memiliki program untuk menggenjot produk dan pengolahan rumput laut.

Setiap bulan, pengusaha diminta membangun pabrik pengolahan rumput laut karena investasi tidak terlalu tinggi. “Bisa nggak? Kalau nggak bisa berhenti jadi pengusaha. Ini keuntungan jadi opportunity,” ujarnya.

Menjawab tantangan itu, Ketua Umum AIRLI Soerianto Kusnowirjano, mengaku belum mampu membangun pabrik baru setiap bulan. Kini, pihaknya bersama asosiasi telah memiliki 30 pabrik pengolahan. Bila ingin membangun pabrik baru, pengusaha harus melihat tingkat kebutuhan terhadap produk olahan rumput laut. “Kalau setiap bulan belum,” jawab Soerianto.

Susi bertanya balik tentang biaya mendirikan 1 pabrik rumput laut baru. Ternyata kebutuhan investasi 1 pabrik baru olahan rumput laut sekitar Rp 50 miliar. “Kalau Rp 50 miliar kecil,” jawab Susi yang langsung disambut tawa para pengusaha dan pejabat KKP. (ant)

Close Ads X
Close Ads X