Dua Jenazah Pesawat Hercules Tiba Di Rumah Duka | Isak Tangis Keluarga Menyelimuti Rumah Duka

Medan | Jurnal Asia
Dua jenazah jatuhnya pe­sawat Hercules C-130 nomor A-1310 di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tun­tungan tiba di rumah duka Jalan Pengayoman, Gang Bintara, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Jumat (3/7) pagi, sekira pukul 05.30 WIB.

Dua jenazah tersebut ber­­­nama, May Adelina Boru To­bing (57) dan anak bung­sunya, Nurmala Lestari Beru Sipayung (20) yang tiba di rumah duka dengan peti mati. Akibat ke­jadian itu, kondisi May Adelina mengalami luka bakar di bagian wajah, sedangkan Nurmala tidak memiliki kaki sebelah kiri.

Amatan di rumah duka, ter­lihat para keluarga menangis histeris saat kedua jenazah tersebut diletakkan di ruang tamu rumah itu. Terlihat juga, sanak saudara korban masih terus berdatangan untuk memberikan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban.

Satu persatu kerabat korban memasuki rumah tersebut untuk melihat jasad kedua korban yang berada di dalam peti mati berwarna coklat yang dibalut dengan plastik. Kemudian, kerabat Nurmala Lestari juga mendatangi rumah tersebut untuk melihat jasad temannya yang pernah duduk di bangku sekolahan SMA N 12, Medan.

Suasana haru pun menyelimuti rumah kediaman korban saat Rosi yang merupakan adik May Adelina datang ke rumah duka. Warga Bandung ini pun langsung berteriak histeris di hadapan kedua jenazah yang menjadi korban pesawat naas itu.

“Cantik kali kau kak (korban), kenapa kau tinggalkan aku, aku tak bisa lagi melihatmu kak. Uda aku bilang jangan pergi kak, tapi tetap kau pergi. Mana oleh-oleh (buah ta­ngan) dari Pontianak, mana,” teriak Rosi sembari mengelus foto korban.

Melihat itu, keluarga korban lainnya langsung menenangkan Rosi yang saat itu tak henti-hentinya memanggil sang kakak. “Tega kau kak, nggak mau lagi kau (korban) melihat aku. Enak lah kalian berdua ya kak,” ucapnya lagi berlinang airmata.

Karena jasad kedua korban tidak memungkinkan, keluarga pun tak menggelar upacara adat kematian yang semestinya di lakukan Suku Batak Toba itu. Keluarga korban hanya melakukan permohonan maaf kepada keluarga dan kerabat. “Kami sekeluarga mohon maaf, apabila kedua korban melakukan hal yang salah dimata bapak-bapak dan ibu-bu,” jelas salah satu keluarga bermarga Tobing.

Usai melakukan permintaan maaf oleh Tobing didampingi ketiga anak korban, Roy Imanuel, Daniel dan Megawati Pratiwi Beru Sipayung, kedua korban pun diangkat ke mobil ambulance untuk di persemayamkan di TPU Simalingkar B.

Dikisahkan, sebelum kedua ibu dan anak itu menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules di Jalan Jamin Ginting, Medan, dimana May Adelina Tobing dan Nurmala Lestari yang saat itu berada di Medan untuk mengahadiri pesta pernikahan abang kandungnya, Daniel pada (6/6) lalu, hendak pergi ke Pontianak untuk berziarah ke makam suaminya yang me­rupakan anggota TNI, Sertu M. Sipayung.

“Mereka dulu tinggal di Pon­tianak sebelum tinggal di Medan. Setelah meninggal sua­minya, mereka pindah kesini. Sedangkan Nurmala Lestari datang ke Medan untuk meng­hadiri pesta abngnya Daniel. Nurmala tinggal di Kalimantan karena dia (Nurmala) kuliah disana baru semester III fakultas agrobisnis,” jelas Dora Boru Siahaan (44) yang merupakan keluarga korban.

Tak hanya berziarah saja, May Adelina pun berencana untuk memindahkan kuliah anaknya ke Medan. Kemudian, May Adelina pun berniat menjual tanah milik suaminya yang berada di Kota Pontianak itu.

“Nurmala sakit-sakitan disana (Kalimantan), makanya dia (May Adelina) mau pindahkan kuliahnya ke Medan. Kemudian, dia pun membawa surat tanah­nya untuk menjual salah satu tanahnya yang berada di Pon­tianak,” jelasnya lagi kepada awak media.

Senin (29/6) pagi, kedua korban yang telah menyiapkan peralatannya langsung menuju Lanud Suwondo untuk menaiki pesawat Hercules dengan tujuan Pontianak. “Mereka membawa uang Rp3 juta, sertifikat tanah, ATM dan surat Kepling di dalam tasnya. Habis itu, mereka berangkat dan berpamitan kepada adik-adiknya,” sebutnya.

Ketika terbang dengan pe­sawat Militer tersebut, Tuhan berkhendak lain. Pesawat yang ditumpangi kedua korban jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan setelah menabrak Tower Joy FM dan terbakar di Oukup BS.

“Tiba-tiba kami dapat kabar, pesawat itu (Hercules) jatuh dan menewaskan seluruh pe­numpang yang berada di dalam. Disitu, kami telah mengetahui kalau mereka bakal tidak se­lamat,” imbuhnya.

Mendapatkan itu, keluarga langsung mendatangi RSU Adam Malik Medan untuk mengecek keberadaan korban. “Kami langsung buru-buru ke sana (RSU Adam Malik), mengecek korban,” kata Dora sembari memperlihatkan foto korban.

Di RSU Adam Malik Medan, keluarga pun langsung menandai May Adelina yang saat itu memeluk tas miliknya. Meskipun kondisi wajahnya telah terbakar akibat ledakan pesawat tersebut.
“Kami langsung tanda sama dia (May Adelina), karena dari tasnya. Disitu, uang dan sertifikat tanah masih utuh, makanya kami bilang sama petugas, bahwa jasad dia adalah keluarga kami,” ungkapnya.

Namun, jasad Nurmala Les­tari belum diketahui oleh pihak keluarga, karena belum berada di RSU Adam Malik Medan. Tiga hari berselang, keluarga pun menemukan jasad Nurmala Lestari yang sebelumnya telah teridentifikasi oleh petugas. Sa­yangnya, salah satu organ tubuh Nurmala Lestari tidak ditemukan oleh petugas lantaran terpisah akibat ledakan pesawat tersebut.

“Sedih melihat jasad dia (Lestari) karena kaki sebelah kirinya terpisah dari badannya. Mau tak mau, kami bawa juga ke rumah untuk disemayamkan. Mau dimana kami cari. Bukan hanya jasad dia aja yang kayak gitu, beberapa penumpang pun lebih parah,” ucapnya lagi sambil mengatakan Lestari seorang anak pendiam. Usai mendapatkan kedua jenazah itu, keluarga korban pun langsung membawa ke­dua korban ke rumah duka didampingi petugas TNI AU.
(mag-07)

Close Ads X
Close Ads X