Jakarta | Jurnal Asia
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menginginkan Bank Indonesia (BI) bisa menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) hingga enam persen dari posisi sebelumnya sebesar 7,5 persen.
“Ya diturunkan sampai enam persen. Kenaikan bunga The Fed saat ini momok yang menakutkan bagi BI tidak turunkan BI Rate,” ujar Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto (SBS), ketika ditemui dalam acara “Trade & Investment Forum: East Indonesian Regions”, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/5).Menurut dia, BI harus memikirkan kelangsungan dunia usaha, agar dapat bersaing dan bisa mengambil risiko. “Kita sudah diberatkan biaya logistik mahal, dan infrastruktur yang kurang,” tuturnya.
Suryo mengatakan, turunnya BI Rate akan membuat ekonomi dalam negeri akan kembali bergairah, dari posisi yang ada saat ini sedang respons yang lamban. Menurut dia, dunia usaha saat ini sedang sulit bersaing dan mengalami penurunan, baik domestik maupun ekspor. Penyebabnya adalah pengusaha sulit mengembangkan bisnis pada saat tingginya bunga bank.
“Dengan adanya itu dunia usaha tidak diuntungkan. Kita tahu BI Independen, tapi BI juga harus memikirkan strategi yang baik dalam meningkatkan, bahkan bisa mendorong sektor rill,” ungkap dia.
Lebih lanjut Suryo, BI harus bisa ambil risiko dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya jangan mengacuhkan dunia usaha ketika sulit bersaing dengan negara lain. Lantaran suku bunga di dalam negeri yang begitu tinggi. “Jika dunia usaha sulit berkembang, jangan salahkan perusahaan-perusahaan banyak yang memutuskan hubungan kerja atau PHK terhadap setiap pegawai,” tutup dia.
(mtv)