Pasar Eropa Menjanjikan Eksportir Minta Free Trade RI-Uni Eropa

Jakarta | Jurnal Asia
Para pelaku usaha di bidang industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mendesak pemerintah membuka pasar bebas (free trade agreement/FTA) dengan Uni Eropa. Tujuannya agar produk Indonesia mendapatkan fasilitas kemudahan masuk ke negara-negara Eropa yang konsumsi pakaian per kapita sangat tinggi.

“Kita ini free trade dengan negara pesaing seperti Tiongkok dan Korea. Jadi kita tinggal menerobos pasarnya, kami sudah siap untuk target Menteri Perdagangan ekspor meningkat tiga kali lipat di ujung tahun 2019 asal free trade Uni Eropa dan Turki ini dibuka,” seru Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, saat ditemui di Kantor Kemenperin Jakarta, Rabu (4/3).

Ade mengatakan peluang produk TPT Indonesia bersaing di Uni Eropa cukup besar. Apalagi Uni Eropa selama ini dikenal sebagai pasar yang menggiurkan bagi produsen TPT negara lain.
Uni Eropa mempunyai penduduk 260 juta dengan income per kapita US$ 40.000/tahun. Selain selera membeli yang cukup kuat, orang Eropa juga gemar mengkonsumsi produk TPT yaitu konsumsi pakaiannya 28 kg/kapita/tahun. “Itu adalah peluang, kita kurang manfaatkan karena kurang akses ke Uni Eropa,” imbuhnya.

Saat ini produk TPT di Uni Eropa dikuasai tiga negara yaitu Vietnam, Kamboja dan Bangladesh. Ketiga negara tersebut sudah menandatangani perjanjian FTA sehingga diberikan pembebasan tarif bea masuk sebesar 0%. Hal ini justru terbalik dengan Indonesia yang masih dikenakan tarif impor bea masuk produk TPT 12-30%.

“Sangat besar karena ekspor kita ke Uni Eropa kecil baru US$ 3,6 miliar artinya kalau ada free trade bisa meningkat menjadi US$ 10-12,5 miliar ke Uni Eropa,” paparnya.
Ade juga ingin pemerintah membuka hubungan perdagangan bebas dengan Turki. Turki dianggap sebagai hub produk TPT Indonesia agar bisa didistribusikan ke pasar Eropa Barat, Eropa Timur hingga Amerika Serikat (AS).

“Turki adalah gerbang ke Eropa Timur, dimana Eropa Timur masuk ke Eropa Berat dan Amerika. Ekspor TPT ke Amerika masih didominasi Eropa. Dengan begitu secara tidak langsung kita ekspor ke Amerika dengan pintu gerbang Turki,” jelasnya.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Harjanto, belum bisa menjanjikan FTA antara Indonesia dan Uni Eropa. FTA dengan Uni Eropa masih sebatas rencana dan belum ada tindakan lebih lanjut antara kedua belah pihak.

Untuk diketahui, pada 2014 nilai ekspor TPT Indonesia adalah sekitar US$ 12,6 miliar. Adapun tujuan ekspor tersebut adalah 36% ke Amerika Serikat, Eropa 15%, Timur Tengah 16%, lalu Jepang dan Asia Tenggara sama-sama 7%. Sisanya ke negara lain. Sedangkan untuk impor TPT Indonesia hanya sekitar US$ 8 miliar. Sehingga industri ini masih surplus sebesar US$ 4,6 miliar. (dc-kci)

Close Ads X
Close Ads X