Jakarta | Jurnal Asia
Bank Indonesia (BI) menyambut baik deflasi yang terjadi pada bulan Februari sebesar 0,36 persen. Dengan pencapaian selama dua bulan terakhir yang mengalami deflasi maka BI mengaku optimistis bahwa inflasi dapat di bawah empat persen pada 2015.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut ada beberapa risiko global yang harus diantisipasi pada tahun ini. Antara lain, perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang bisa berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia.
“BI dan pemerintah optimis, tapi secara (year on year/yoy), inflasi jadi 6,29 persen. Bagi kondisi ekonomi Indonesia, ini menunjukkan peningkatan yang baik,” ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3).
Hal lain yang harus menjadi perhatian, katanya, perekonomian Tiongkok. Menurut dia, kondisi tersebut ikut menarik turun harga komoditas Internasional, khususnya yang masih menjadi andalan ekspor Indonesia saat ini. Agus mengungkapkan, hal itulah yang membuat defisit transaksi berjalan Indonesia tahun ini diperkirakan cenderung stagnan di level tiga persen. Meskipun, lanjutnya, pencapaian tersebut jauh lebih baik ketimbang dua tahun lalu.
“Tapi secara umum, di Indonesia, APBN-P sudah disetujui, inflasi sudah mengarah ke target. Bahkan, bisa lebih turun,” ungkapnya. Sebagai informasi, pada tahun ini pemerintah menargetkan inflasi sebesar 4,4 persen dalam APBN-P 2015. Sedangkan, BI memperkirakan, inflasi ada di kisaran 4 persen plus minus satu persen. (vv)