Garuda Terbitkan Obligasi Global Kuartal I

Jakarta | Jurnal Asia
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menerbitkan obligasi senilai US$ 500 juta di semester I 2015.“Obligasi kita lihat apakah global bond, Singapore bond, atau global sukuk. Ren­­cananya US$ 500 juta. Se­suai dengan izin kita dari pemegang sa­ham dan ter­ga­tung situasi market,” ka­ta Direk­tur Keu­angan, Risiko, dan Tek­nologi Infor­ma­si I Gusti Ngurah Askhara Dana­diputra di Jakarta, Selasa (27/1).

Pria yang akrab disapa Ari Askhara ter­sebut mengungkapkan, untuk mem­bantu menerbitkan obligasi global ter­sebut perseroan akan meminta ban­tuan Standard Chartered, CIMB Nia­ga, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sebagai penjamin emisi atau sebagai wali amanat.

Menurut Ari, tiga perusahaan tersebut su­­dah sering bekerjasama dengan Ga­ruda dalam melakukan aksi korporasi se­­­belumnya, sehingga ketiganya akan men­dapatkan prioritas utama.
Ari juga mengatakan, kemungkinan besar suku bunga yang akan ditawarkan Garuda untuk obligasi tersebut lebih rendah dari suku bunga yang berlaku sekarang disesuaikan juga dengan kondisi pasar dan kinerja Garuda.

“Pasti kami inginnya suku bunga di bawah yang sekarang. Pasti kita akan lihat kondisi market dan kondisi per­for­mance Garuda. Mungkin di kisaran 5,5 hingga 6,5 persen untuk obligasi da­lam bentuk dolar Amerika Serikat, tetapi kalau rupiah kita sih targetin 9,75 persen,” jelasnya.

Mantan Direktur Keuangan PT Pe­la­bu­han Indonesia III (Persero) tersebut me­­­­ngung­­­kapkan kemungkinan besar ob­ligasi yang diterbitkannya dalam ben­tuk dolar, sebab selama ini transaksi atau biaya operasional yang dibayarkan Ga­ruda dalam bentuk dolar.

“Karena penerimaan kita 50 persen berbentuk dolar dan 50 persen rupiah, se­mentara dari sisi cost of fund kami me­­lihat lebih murah dolar. Kemudian pem­bayaran bunga dan kewajiban kan juga dihitung berdasarkan dolar. Rupiah ju­ga bisa jadi, tergantung mana market yang ada tapi rupiah kan tidak terlalu ba­nyak juga capacity nya,” terangnya.

Selanjutnya dia menambahkan, apa­bila setelah semester pertama rau­pan dana hasil obligasi tidak sesuai tar­get maka manajemen akan mengkaji ke­mung­kinan sindikasi.“Kalau tak terpenuhi langsung kita sin­dikasi. US$ 500 juta itu kebutuhan utama ka­mi. Kalau obligasi ini tak berhasil, kami langsung cari pinjaman sindikasi untuk k­e­kurangannya,” jelasnya.

Sepanjang 2015, Garuda menga­loka­sikan belanja modal sekitar US$ 2,25 triliun. Separuh dari belanja modal ren­cananya akan ditutupi dari pendapatan operasional dan setengahnya lagi dari penerbitan obligasi tersebut.

Sebagian besar belanja modal Garuda akan digunakan untuk mendatangkan pesawat sebanyak 15 unit dengan rincian sebanyak 10 unit akan digunakan oleh Garuda dan 5 pesawat lainnya digunakan oleh anak usahanya PT Citilink Indonesia.
(cnni)

Close Ads X
Close Ads X