Ekspor Furnitur RI Kalah Saing

Jakarta | Jurnal Asia
Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Soenoto, menyindir soal nilai ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia yang kalah dengan Vietnam. Hal ini disampaikan Soenoto di depan Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel.

Padahal, menurut Soenoto, bahan baku kayu di Indonesia cukup melimpah, sedangkan di Vietnam justru sebaliknya. “Vietnam negara kecil ekspornya sudah US$ 5 miliar dari total perdagangan dunia US$ 126 miliar. Tiongkok masih terbesar dengan US$ 56 miliar. Kita baru US$ 2 miliar,” kata Soenoto di Auditorium Utama Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Senin (29/12).

Meski demikian Soenoto menyambut baik diterbitkan aturan baru yaitu Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 97/M-DAG/PER/12/2014 tentang kemudahan ekspor produk kayu keluar negeri melalui Deklarasi Ekspor pengganti dokumen V-Legal atau SVLK. Pengusaha optimistis aturan ini dapat menggenjot nilai ekspor produk kayu yang selama ini dinilai kecil.

Menurut Soenoto dengan dikeluarkannya aturan itu akan menambah ekspor produk kayu terutama furnitur dan kerajinan tangan Indonesia. Bahkan ia optimistis ekspor furnitur Vietnam akan disalip dalam 5 tahun.

“Kalau buat kami furnitur dan kerajinan asal tidak ribet dan menimbulkan biaya kami jalani. US$ 5 miliar dalam 5 tahun artinya di tahun ke 5 harus mencapai 5 miliar dolar bisa kami capai. Dengan catatan hambatan yang lama kita buang dan tidak ada hambatan baru,” kata Soenoto.

Sementara itu, Mendag Gobel meminta dalam 5 tahun ke depan ekspor furnitur dan kerajinan harus bisa lebih dari US$ 5 miliar. “Kita mesti US$ 5 miliar dululah. Target yang sistematis dan angka ini realistis,” tegas Soenoto. (dc)

Close Ads X
Close Ads X