Sergio-Jokowi Sepakat Kerjasama Rp15 Triliun | Kunjungan Perdana Presiden Italia Pasca 66 Tahun

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) bersama Presiden Republik Italia Sergio Mattarella (ketiga kiri) menyaksikan penandatangan dokumen kerjasama bidang ekonomi antara Menteri Pariwisata Arief Yahya (kedua kanan) dan Minister of Economic Development Italia Federica Guidi (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/11). Italia dan Indonesia menyepakati kerja sama di bidang bebas visa untuk pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas, kerja sama di bidang budaya dan pariwisata, serta kerja sama investasi dengan nilai total kontrak 1,055 miliar dollar AS antara lain bidang logistik, energi, infrastruktur, dan ekspansi di bidang otomotif. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/nz/15
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) bersama Presiden Republik Italia Sergio Mattarella (ketiga kiri) menyaksikan penandatangan dokumen kerjasama bidang ekonomi antara Menteri Pariwisata Arief Yahya (kedua kanan) dan Minister of Economic Development Italia Federica Guidi (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/11). Italia dan Indonesia menyepakati kerja sama di bidang bebas visa untuk pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas, kerja sama di bidang budaya dan pariwisata, serta kerja sama investasi dengan nilai total kontrak 1,055 miliar dollar AS antara lain bidang logistik, energi, infrastruktur, dan ekspansi di bidang otomotif. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/nz/15

Jakarta | Jurnal Asia
Presiden Italia, Sergio Mattarella berkunjung ke Indonesia. Dalam kehadiran perdananya pasca 66 tahun langsung membawa investor dengan kontrak kerjasama fantastis senilai US$ 1,055 miliar, atau sekitar Rp15 triliun.

“Kunjungan ini sangat ber­sejarah, ini kunjungan pertama dalam waktu 66 tahun. Baru saja membahas bilateral di bidang ekonomi. Kunjungan ini juga sekaligus delegasi bisnis 30 orang dari Italia dengan kontrak senilai US$1,055 miliar,” ujar Jokowi, usai pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/11).

Kontrak kerja sama tersebut akan meliputi banyak sektor, di antaranya adalah terkait dengan bidang logistik, energi dan infrastruktur, serta otomotif. Kerja sama ini akan memberikan keuntungan untuk Indonesia dan Italia ke depannya. “Ini terdiri dari kerja sama baru di bidang logistik, energi dan infrastruktur, serta bidang otomotif,” imbuhnya.

Tercatat adanya peningkatan perdagangan dari setiap waktunya. Akhir 2014 tercatat total perdagangan mencapai US$ 4,01 miliar, dan investasi dari perusahaan yang berasal dari Italia di Indonesia mencapai US$ 63,02 juta, serta 68.000 wisatawan‎ yang sudah datang ke tanah air.

“Selain itu juga kita bahas beberapa isu penting yang terjadi di Italia dan Eropa pada umumnya. Tadi saya sampaikan kepada Presiden Mattarella saya akan mengkhususkan satu orang menteri untuk urusan Indonesia dan Italia di bidang ekonomi, bidang perdagangan, bidang investasi,” ungkap Jokowi.

Hal ini serupa dengan yang dilakukan Jokowi usai berkunjung ke Timur Tengah. Kala itu, Jokowi menunjuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, untuk menindaklanjuti hasil pertemuan. “Fokusnya langsung bisa ke satu orang menteri. Untuk tindak lanjut setiap perkembangan investasi, perkembangan perdagangan, ekonomi Indonesia dan Italia,” jelasnya.

Jokowi akan mengumumkan nama utusan tersebut dalam waktu dekat. Namun yang pasti, melalui pertemuan ini banyak peluang kerjasama yang akan diciptakan oleh kedua negara. “Peluangnya sangat besar sekali dan peluang-peluang seperti ini yang secara konkret harus kita tindaklanjuti. Tidak hanya sebuah yang tidak menghasilkan, tapi kita harus menindaklanjuti sekecil apapun peluang, apalagi ini peluangnya besar. Sekecil apapun, yang kecil saja dikejar apalagi yang besar,” kata Jokowi.

Masuk Sektor Pengolahan Ikan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan Italia akan masuk ke sektor usaha pengolahan ikan di Indonesia. Usai bertemu dengan Menteri Pembangunan Ekonomi Italia Federica Guidi di Jakarta, Senin, Rizal mengatakan kerja sama di sektor perikanan akan melengkapi kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Italia yang sudah mencakup bidang usaha makanan, permesinan dan fesyen.

“Kita ingin luaskan kerja sama ini di bidang maritim dan perikanan. Pemerintah kan sangat ingin mendorong tumbuhnya industri pengolahan ikan. Sedang dibicarakan, teknisnya business to business,” katanya.

Ia mengatakan sebagai negara yang kaya sumber daya kelautan Indonesia memiliki potensi ikan melimpah dan pemerintah ingin mendorong tumbuhnya industri pengolahan hasil perikanan.
“Selama ini, ikan itu kebanyakan diambil mentah, dibawa ke luar negeri tidak ada nilai tambahnya, tidak ada lapangan pekerjaannya buat rakyat kita,” katanya.

“Kita ingin dorong supaya berkembang industri pengolahan ikan supaya ada lapangan pekerjaan dan nilai tambahnya. Dan kemudian sisa-sisa ikan yang biasanya dibuang, itu bisa bikin tepung ikan,” kata dia.

Ia menambahkan selama ini Indonesia masih mengimpor tepung ikan dari negara lain. “Tidak masuk akal, negara maritim terbesar di dunia, negara dengan panjang pantai nomor dua di dunia seperti Indonesia, kok masih impor tepung ikan. Jadi kita mesti pikirkan industri pengolahan buat meningkatkan nilai tambah,” demikian Rizal Ramli.

11 Proyek Segera Direalisasi
Di lokasi terpisah, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan komitmen Indonesia-Italai itu merupakan kerja sama business to business beberapa perusahaan. Sedikitnya ada 11 proyek yang meliputi sektor energi, infrastruktur dan otomotif.

“Itu beberapa sudah proses yang lama, itu proses yang bukan pertemuan ini, tapi pertemuan ini hanya memperkuat supaya proses yang terjadi menjadi komitmen kedua negara. Ada 11 bentuk kesepakatan dengan nilai US$1,055 miliar,” kata Franky di Istana Negara, Senin (7/11).

Momen pertemuan Presiden Indonesia dan Italia diharapkan bisa mendorong semua proyek tersebut bisa segera direalisasikan. Jokowi dalam keterangannya meminta agar peluang sekecil apapun dimanfaatkan sebaik mungkin dalam bidang kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi.

Franky mengatakan di luar kesepakatan itu masih ada beberapa perusahaan energi yang kemungkinan sedang melakukan penjajakan. Tetapi untuk kontrak yang disampaikan oleh Presiden akan segera diwujudkan. “Ada beberapa perusahaan energi, tapi mungkin masih penjajakan. Ini sudah final yang akan segera terealisasi,” jelas Franky. (ant/dtf)

Close Ads X
Close Ads X