Pohon Peneduh Tak Sekadar Rindang

Go Green
Memilih jenis pohon untuk peneduh jalan tidaklah mudah, karena harus memenuhi banyak kriteria. Pohon peneduh jalan haruslah dari jenis yang kuat, tahan terhadap pengaruh cuaca ekstrim dan dapat beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan yang berbeda.

Beberapa kriteria pohon peneduh jalan yang baik adalah: memiliki kayu yang kuat, daunnya rimbun dan rapat serta tidak mudah gugur, cabang dan ranting tidak mudah patah, batang tegak lurus dengan daerah bebas cabang di atas 3 meter, sistem perakaran yang kuat dan dalam serta tidak melebar sehingga tidak merusak jalan/saluran air.

Selain itu, pohon peneduh jalan yang baik tidak menghasilkan getah beracun, tidak berduri, serbuk sari tidak menimbulkan alergi, tidak bersifat invasif (berbiak cepat dan mendominasi), memiliki nilai estetika (keindahan) yang tinggi dan akan menjadi nilai tambah jika jenis pohon tersebut menjadi icon daerah atau identitas suatu propinsi.

Menurut Carpenter (1975) dalam Wungkar (2005), pohon peneduh jalan memiliki banyak fungsi. Diantaranya sebagai kontrol visual, pengarah angin, mendinginkan suhu udara dan mengurangi kelembaban, perlindungan dari terik matahari dan hujan, penyaring polutan, mengurangi kebisingan, mencegah erosi, sebagai habitat alami bagi hewan, memiliki fungsi estetika serta dapat menjadi ciri khas bagi suatu daerah.

Dari pengamatan, beberapa jenis pohon yang banyak digunakan sebagai tanaman peneduh jalan saat ini, seperti: trembesi (Samanea saman), Angsana (Pterocarpus indicus), Kiara Payung (Filicium decipiens) dan beringin (Ficus spp.) memiliki banyak kelemahan sehingga tidak layak dijadikan pohon peneduh jalan.

Pohon Trembesi misalnya, memiliki sistem perakaran yang tumbuh melebar sehingga merusak badan jalan dan saluran air. Kayu batang dan cabang Trembesi juga tergolong lunak sehingga mudah patah. Tajuk umumnya tumbuh melebar sehingga mengganggu kabel listrik di tepi jalan.

Pohon Kiara Payung juga kurang cocok dijadikan pohon peneduh jalan karena batangnya yang rapuh serta daunnya yang mudah rontok sehingga mengotori jalan. Pohon Angsana memiliki batang dan sistem perakaran yang rapuh sehingga mudah tumbang di terjang angin kencang. Sebagian besar pohon Angsana yang di tanam di tepi jalan, berasal dari bibit yang diperbanyak dengan stek sehingga tidak memiliki akar tunggang. Akibatnya, akar pohon ini tidak mampu menahan berat pohon di atasnya yang mendapat tekanan dari hembusan angin yang kuat. (int)

Close Ads X
Close Ads X