Gubernur Minta Penanganan Banjir di Madina Dilakukan Secara Cepat

Panyabungan | Jurnal Asia

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meminta agar penanganan banjir dan longsor di Mandailing Natal dapat dilakukan dengan segera. Sehingga aktivitas masyarakat segera kembali normal dan para korban tidak menderita lebih lama lagi.

Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi ketika memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Senin malam (12/11) di Aula Hotel Rindang, Panyabungan, Madina. Turut hadir Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution, OPD Pemprov Sumut dan Pemkab Madina, serta Forkopimda Madina.

“Penanganan bencana banjir dan longsor ini harus dilakukan dengan segera. Jangan ditunda-tunda. Karena kebutuhan rakyat tidak bisa ditunda,” ujar Edy Rahmayadi.

Meski begitu, Edy meminta masyarakat tetap bersabar. Karena penanganan dampak banjir tidak semudah membalik telapak tangan. Seperti pemulihan jalur transportasi atau jalan lintas Sumatera (Jalinsum) yang membutuhkan waktu.” Semua ada prosesnya. Tidak semudah membalik telapak tangan. Saya harap masyarakat bersabar,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution menyampaikan, banjir yang terjadi beberapa hari terakhir sempat meremdam beberapa kecamatan di Madina. Termasuk merendam kompleks SMA Plus, yang didalamnya juga ada STAI, SMAN 3 dan SMPN 6.

“Semua buku-buku hanyut dan mobiler rusak. Dibutuhkan bantuan segera agar proses belajar dan mengajar di situ kembali normal. Saya mohon bantuan BPBD Sumut,” ujarnya.
Silaturahmi

Dalam kegiatan terpisah Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi bersama istrinya Nawal Lubis Edy Rahmayadi menghadiri silaturahmi bersama para ulama dan tokoh masyarakat di Kabupaten Madina, Senin malam (12/11) di Aula Hotel Rindang Panyabungan Madina.

Edy mengatakan, bahwa banjir dan longsor yang terjadi di Madina akhir-akhir ini bukan semata-mata karena intensitas hujan yang tinggi. Karena dari dulu setiap musim hujan di daerah ini, yang memang seperti saat ini curah hujannya. “Tapi kenapa dulu tidak pernah banjir seperti sekarang. Hujan itu  adalah rahmat, tetapi kenapa justru jadi masalah sama kita. Ini ada apa?” katanya.

Tentu, kata Edy, ada sesuatu yang salah. Karena itu, katanya, semua pihak, termasuk masyarakat dan seluruh pejabat di Madina untuk bersama-sama introspeksi diri. “Kita perlu introspeksi diri, zikir dan mohon ampur kepada Allah. Serta berdoa agar terhindar dari bencana alam lagi,” ujarnya.

Selain itu, Gubernur juga mengingatkan agar umara dan ulama tetap bersatu. Umara dan ulama tidak boleh terpisah. “Ulama itu tempatnya gudangnya ilmu, tempat bertanya umara.
Karena itu jangan sampai umara meninggalkan ulama. Jika itu terjadi, bukan tidak mungkin akan datang musibah yang lebih besar lagi,” katanya.

Sebelumnya, mewakili para ulama Ustadz Abdul Hamid menyampaikan bahwa ada empat hal yang menentukan terwujudnya kedamaian dan kesejahteraan di daerah ini. Yaitu, doa para ulama, adilnya para pemimpin, dermawannya para hartawan, serta doanya fakir miskin.
(markus)

Close Ads X
Close Ads X