Medan|Jurnal Asia
Belasan keluarga tersangka judi menggeruduk Mapolda Sumut, Rabu (10/7). Mereka meminta penyidik Subdit III/Umum Direktorat (Dit) Reskrimum yang menangani kasus judi Happy Zone untuk membebaskan 18 orang yang ditangkap dan dijadikan tersangka.
Permintaan itu disampaikan setelah hakim Pengadilan Negeri Medan “memenangkan” prapradilan (prapid) pihak tersangka terhadap proses penangkapan yang dilakukan Polda Sumut, beberapa waktu lalu.
“Kami ke sini (Mapolda Sumut-red) untuk meminta anak saya dibebaskan karena putusan prapid memenangkan kami,” kata ibu salah seorang tersangka atas nama Irwansyah warga Sunggal, Medan kepada wartawan di Mapolda Sumut.
Menurut wanita berkerudung tersebut, mereka datang ke Mapolda Sumut sejak pukul 09.00 WIB, namun hingga pukul 16.00 WIB, ke-18 tersangka belum juga dibebaskan.
Pantauan wartawan, penasehat hukum tersangka yang terkesan “alergi” terhadap wartawan karena tak bersedia diwawancarai terlihat hanya mondar-mandir di gedung Dit Reskrimum Polda Sumut. Keluarga tersangka juga sempat menyesalkan kinerja penasehat hukum tersebut, karena belum mampu membebaskan kliennya dari balik jeruji besi.
“Janji orang itu (penasehat hukum-red) kepada kami, Senin kemarin tersangkanya udah bisa bebas setelah putusan prapid tersebut. Tapi apa, buktinya sampai sekarang belum juga bebas,” kesal ibu berbaju hijau tersebut.
Sementara Kasubdit III/Umum Dit Reskrimum Polda Sumut, AKBP Andry Setiawan menanggapi aksi keluarga tersangka menyatakan, pihaknya menghormati putusan prapid tersebut. Tapi dia belum bisa melepaskan tersangka karena pihaknya belum menerima salinan putusan prapid tersebut.
“Kita hormati putusannya, tapi kan kita juga belum menerima salinan putusan prapid itu,” kata Andry.
Sebelumnya, Subdit III/Umum Dit Reskrimum Polda Sumut menggerebek Happy Zone di lantai dasar gedung Millenium Plaza Jalan Kapten Muslim Medan, karena diduga jadi lokasi praktik perjudian. Hasilnya, 18 tersangka ditangkap dan dijebloskan ke sel. Petugas juga menyita sejumlah barang bukti perangkat judi.
(Bambang NL)