Dua Wanita Lombok “Terdampar” di Tanjungbalai

Tanjungbalai I Jurnal Asia

foto kriminal tanjungbalaiDua wanita asal Lombok Timur Nusa Tenggara Barat, Sumiati (29) dan Nuraeni (27), terdampar di kawasan Tanjungbalai Sumatera Utara. Keduanya diduga menjadi korban traficking seorang berinisial Pur, yang baru dikenal seminggu lalu.
Menurut Sumiati warga Desa Batu Angke Kecamatan Sakre Kabupten Lombok Timur, ia berangkat ke Medan bersama Nuraeni ke Medan setelah dibiayai Pur. Mereka tiba di Medan pada 8 Juli 2013 sekira pukul 12.00 WIB.
“Keberangkatan dari Lombok menuju Medan diurus Pur. Kami dijanjikan bekerja sebagai cleaning service di Malaysia. Saya membayar Rp.2,5 juta, sedangkan Sumiati tidak membayar sepersepun”, kata Nuraeni saat ditemui wartawan di rumah singgah Jalan KF Tandean Tanjungbalai,
Setibanya di Bandara Polonia Medan, mereka dijemput Panja, yang mengaku teman Pur. Tepat pukul 14.00 WIB Panja membawa mereka dari Medan menuju Tanjungbalai. “Kami menumpangi mobil pribadi, sepertinya mobil yang dirental karena selain kami ada penumpang lain,” tuturnya lagi menjelaskan.
Setelah penumpang lain turun, sambungnya, di sebuah masjid dekat kuburan Cina, Panja menurunkan Sumiati dan Nuraeni. Selang beberapa saat, dengan alasan akan dibelikan makanan dan diisikan pulsa, Panja meminta uang sebesar Rp100 ribu serta HP.
“Sejak pergi membawa uang dan HP, Panja tak pernah kembali, tiga hari tiga malam saya dan Nuraeni terpaksa menginap di Masjid, hingga pada Kamis kami membuat pengaduan ke Kantor Polisi”, ujar Sumiati lirih.
Ketua Children Comunity (TC2) Foundation Kota Tanjungbalai, Agus Salim Hutagalung, yang juga penanggungjawab rumah singgah membenarkan Sumiati dan Nuraeni adalah korban traficking. “Antara Polresta dan TC2 sudah serah terima untuk mengurus pemulangan Sumiati dan Nuareni ke daerah asal mereka,” kata agus.
Namun sangat disesalkan, Kabid Pemberdayaan Perempuan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan, Tiaslin Harahap menganggap kasus yang dialami Sumiati dan Nuraeni bukan trafiking, sehingga pemulangan keduanya terpaksa diurus melalui Dinas Sosial.
“Dengan menumpang bus ALS, mereka dipulangkan menuju Jakarta, kemudian akan melanjutkan perjalanan menuju Lombok,” terang Agus.
(Rimanto)

Close Ads X
Close Ads X