Lapak Bensin Kejujuran, Unik Tanpa Penjual

Abdul Mukti (56) menata botol-botol yang berisi BBM jenis Premium (bensin) di kios bensin kejujuran di Jalan Raya Veteran, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/11). Abdul Mukti membuka kios yang menjual BBM eceran jenis bensin (premium) yang di jual dengan harga Rp. 2000 sampai Rp.9000 sesuai takaran bensin dalam botol, Kios Bensin Kejujuran buka 24 jam tanpa penunggu atau penjaga, sehingga pembeli bensin eceran di kios tersebut harus mengisi sendiri dan uang pembayaranya lansung di masukan kedalam tempat yang telah tersedia. Abdul Malik yang berprofesi sebagai tukang becak tersebut sengaja membuka lapak kios bensin kejujuran untuk menanamkan kejujuran kepada masyarakat. ANTARA FOTO/Rudi Mulya/Rei/pd/14.

Semarang | Jurnal Asia

Sukarminanto (58 tahun), seorang kakek di Kota Semarang, Jawa Tengah ini punya cara tersendiri dalam menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) eceran. Hanya bermodal kepercayaan, ia menjajakan BBM tanpa pernah ditunggui di pinggir jalan.

Bensin kejujuran namanya. Lapak bensin eceran super unik itu belokasi di jalan raya tanjakan Silayur, kecamatan Ngaliyan. Sepintas, lapak BBM eceran milik pria yang akrab disapa Pak Minto itu tak berbeda dengan lapak lain pada umumnya. Bedanya, tak terlihat penjual yang menunggui lapak saban harinya.

Bagi pengendara yang ingin mengisi BBM di lapaknya tak perlu dilayani. Mereka hanya tinggal mengambil dan mengisi sendiri BBM langsung ke motor atau mobilnya. Saat membayar, Pak Minto hanya menaruh sebuah kotak kecil di samping botol-botol bensin eceran itu.

Karena yang dijajakan hanya BBM jenis Pertalite, pembeli hanya diminta mengisi kotak seharga Rp10 ribu untuk 1 liter atau per botol. Lapak kecil milik Pak Minto juga disertai tulisan-tulisan unik. Seperti ‘Bensin Kejujuran’, ‘Kejujuran adalah Keselamatanku’ hingga ‘Selamat Sampai Tujuan’.
“Saya jualan model seperti ini sudah dua tahun. Awalnya buat kesibukan saja setelah saya pensiun dari kerja sebagai sopir, “ kata Pak Minto, Selasa, 18 September 2018.

Warga Desa Nduwet kecamatan Beringin Ngaliyan itu mengaku tak pernah sekalipun khawatir model penjualan bensin eceran unik itu tak dibayar oleh orang. Sejak awal niatan berjualan itu untuk membantu orang yang kerap kehabisan BBM di tengah jalan.

Ternyata model penjualan unik itu cukup diminati warga. Paling ramai lapak bensin kejujuran milik Minto pada saat malam hari. Saban hari puluhan liter bensin juga selalu habis.

“Pom bensin di sana sini kan cukup jauh. Apalagi kalau malam hari. Memang saya niat enggak tak tunggu 24 jam nonstop. Mau mbayar monggo dan tidak ya monggo, “ ucap kakek tiga cucu itu.

Di tengah ekonomi warga yang serba susah, Kamto pun masih percaya bahwa masih banyak orang jujur yang membeli bensin di lapaknya. Buktinya, selama ini dirinya tak pernah rugi dari pemasukan kotak uang di lapak bensinnya. Kotak uang milik Minto pun tak pernah dicuri orang.

“Tiap hari pasti ada uang Rp300 ribu. Saya biasanya kasih 40 liter. Meski harusnya masuk Rp400 ribu, tapi nggak apa-apa, siapa tahu ada yang beli memang karena tidak punya uang, “ ujar dia.

Selain untuk bisnis, pola yang diterapkan dalam menjual bensin kejujuran itu, menurut Minto juga sebagai pendidikan kejujuran masyarakat. Baginya kejujuran memang harus dimulai dari hal-hal kecil.
“Di keluarga saya selalu terapkan kejujuran dan membantu orang lain. Dan saya percaya masih banyak orang yang jujur di negeri ini, “ katanya. (vv/put)

Close Ads X
Close Ads X