Hutan Terbakar SBY Minta Maaf

AsapJakarta|Jurnal Asia

Kebakaran hutan di Riau dua pekan terakhir menimbulkan polemik di tengah publik. Apalagi, saat Presiden SBY menyampaikan permintaan maaf kepada Malaysia dan Singapura. Nasionalisme bergemuruh seantero. Padahal, urusan asap, tak sekadar nasionalisme.

Semangat nasionalisme langsung menyeruak saat terjadi respons balik dari Malaysia dan Singapura terkait permintaan maaf Presiden SBY. Apalagi, bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan soal 11 bulan Malaysia dan Singapura menerima udara segar dan hanya satu bulan menerima asap.

Pakar hukum lingkungan dari Universitas Indonesia (UI) Andri Gunawan Wibisana mengatakan dalam merespons kasus asap di pulau Sumatera tidak ada urusan dengan nasionalisme. Menurut dia, kasus kebakaran hutan di Sumatera merupakan kegagalan pemerintah dalam mengelola lingkungan.

“Saya khawatir kita disibukkan dengan urusan nasionalisme, tapi sementara kita tidak protes dalam penegakan hukum terkait pembakaran hutan,” kata Andri dalam diskusi “Empat Pilar” di MPR, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (1/7/).

Ia mengkritik aparat penegak hukum yang tidak menyeret pelaku pembakaran hutan. Bila pun ada proses hukum, hanya menyeret pelaku kelas bawah. Menurut dia, hingga saat ini tidak ada skema dari pemerintah untuk mengadili korporasi yang berujung pada pencabutan izin usaha perusahaan.

Menurut Andri, kebakaran hutan di Sumatera pada akhirnya menurunkan kredbilitas Indonesia dalam upaya menurunkan emisi. Bagi dia, persoalan ini jauh lebih mengkhawatirkan daripada konsekuensi hukum. “Karena ada sisi ekonomi dari penurunan emisi ini. Mungkin ini yang diketahui Presiden SBY, makanya kenapa meminta maaf,” sambung Andri.

Sementara Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan aneh Malaysia dan Singapura marah ke Indonesia. Padahal, menurut Mahfudz, saat ini di tingkat teknis di tingkat menteri tengah dibahas. Ia juga menyebutkan saat ini perusahaan dari Malaysia dan Singapura secara ekspansif membuka lahan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Ketua Komisi II DPR RI Agun Gunandjar Sudarsa menyayangkan Presiden SBY meminta maaf kepada Singapura dan Malaysia terkait asap dari Pulau Sumatera. Menurut dia, terlalu keci urusan asap disampaikan Presiden SBY. Ia menyarankan seharusnya pemerintah Indonesia lebih concern membahas dalam urusan membangun ketertiban di dunia. (Net)

Close Ads X
Close Ads X