Dokter Dituding Ambil Keuntungan Besar dari Kasus Corona, Ini Tanggapan IDI

Sejumlah dokter sedang berdiskusi di ruang Laboratorium Biosafety II di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalteng.Ant

 

Jawa Timur | Jurnal Asia
Penanganan wabah virus corona di Kabupaten Pamekasan Jawa Timur tak berjalan mulus. Pasalnya muncul tudingan di tengah masyarakat yang mengatakan
dokter dan tenaga medis mendapatkan keuntungan besar dari penanganan kasus Covid-19.

Akibat anggapan tersebut, banyak masyarakat yang menolak disebut terpapar virus corona, meski telah dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes swab.

Bahkan menurut pengakuan Ketua Satgas Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan Syaiful Hidayat, terdapat beberapa pasien positif Covid-19 yang menolak diisolasi di rumah sakit.

Selain menolak diisolasi, ada pasien yang langsung marah saat dinyatakan positif Covid-19. Mereka justru menuding virus corona adalah proyek dokter untuk meraup keuntungan.

Baca Juga : Aturan Rapid Test bagi Calon Penumpang Digugat ke MA

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih sangat menyayangkan adanya pasien yang menolak diisolasi ketika sudah dinyatakan positif tes swab dan tudingan corona adalah proyek dokter.

Daeng mengungkapkan, kejadian seperti itu menggambarkan masih banyak masyarakat yang belum terlalu paham akan Covid-19.

“Sangat disayangkan, memang hal ini banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat,” kata Daeng seperti mengutip dari Kompas.com, Rabu (8/7/2020).

Selain itu, banyaknya kabar bohong atau hoaks mengenai virus corona atau Covid-19 turut memperparah keadaan tersebut.

Daeng mengatakan, menjadi tugas bersama untuk terus mengedukasi masyarakat terkait semua hal soal virus corona ini.

Dan hal tersebut, Daeng melanjutkan, harus selalu dilakukan dengan tidak mengenal kata lelah.

“Tugas kita bersama untuk tidak lelah dan tetap semangat terus mengedukasi dan memahamkan masyarakat terkait semua aspek Covid-19,” jelas Daeng.

Mengenai tudingan virus corona disebut sebagai proyek dokter, Daeng menampik keras hal tersebut.

Menurutnya, adanya anggapan mengenai virus corona disebut sebagai proyek dokter sangat tidak berdasar dan seharusnya tidak dilakukan.

“Mari kita hargai upaya keras semua elemen bangsa terutama pemerintah dalam penanganan Covid-19 ini,” papar Daeng.

Ia pun meminta kepada semua pihak termasuk masyarakat untuk berusaha semaksimal mungkin membantu dan berkontribusi dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.

“Jangan ada prasangka dan praduga yang mengurangi kekompakan kita dalam penanganan Covid-19 ini,” ungkap Daeng.

Sementara itu, menurut data IDI, setidaknya 32 dokter meninggal akibat terinfeksi Covid-19 hingga Minggu, 7 Juni 2020 silam.

Anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relations Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Halik Malik mengatakan jumlah dokter yang meninggal terus bertambah seiring dengan meningginya kasus Covid-19 di Indonesia.

Malik menyebut, kebanyakan dokter yang meninggal akibat Covid-19 ini justru tidak bekerja di rumah sakit rujukan khusus untuk menangani kasus Covid-19.

Sehingga mereka dimungkinkan terpapar dari pasien umum yang tanpa diketahui membawa virus corona di dalam tubuhnya namun tidak menunjukkan gejala.

“Banyak yang meninggal di RSUD atau RS milik swasta. Ada pula di tempat praktik baik dokter umum maupun dokter ahli. Bisa jadi waktu pasien datang berobat sudah terinfeksi, tetapi tidak ada gejala spesifik,” ujarnya.

Hal ini senada dengan pernyataan yang sebelumnya disampaikan oleh Guru Besar FK Universitas Airlangga, Prof. David S. Perdanakusuma.

“Hal yang sering terjadi adalah menghadapi pasien dengan diagnosis noncovid, namun tanpa diketahui juga disertai Covid-19 yang tidak bergejala,” kata David kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

“Para dokter terinfeksi secara umum bukan karena tertular oleh pasien Covid-19 yang sudah diketahui, karena menghadapi pasien Covid-19 sudah ada protokol perlindungannya sehingga praktis dokter yang menangani Covid-19 jarang terinfeksi, karena sudah tahu dan waspada,” imbuhnya.(nty)

 

 

Close Ads X
Close Ads X