Sumut Ranking 1 Narkoba, Jangan Sampai Bonus Demografi Berubah Jadi Bencana

Pengedar narkoba jenis sabu diamankan BNN. Ist

 

Medan | Jurnal Asia
Deputi Pemberantasan Narkotika BNN RI menyebutkan jumlah pecandu narkoba di Sumatera Utara (Sumut) sudah sangat mengkhawatirkan. Angkanya tembus 1 juta orang dan didominasi oleh generasi muda.

“Kita berharap dengan bonus demografi (jumlah penduduk usia produktif 15-65 tahun) akan mampu meningkatkan perekonomian, membangun negara kita ke arah lebih baik, dan bersaing di dunia internasional,” ujar Arman.

Namun, seiring semakin banyaknya jumlah pecandu narkoba di Sumut dikhawatirkan bonus demografi yang diharapkan bermanfaat untuk kemajuan bangsa malah berbalik menjadi bencana gara-gara narkoba.

“Jangan sampai bonus demografi yang harus kita manfaatkan untuk kemajuan bangsa berubah menjadi bencana. Ini yang menjadi pemikiran kita petugas gabungan Bea Cukai, Polri, TNI dan BNN terus melakukan operasi khususnya wilayah Pantai Timur Sumatera,” tegasnya.

Baca Juga : Ngeri, Sumut Ranking 1 Pecandu Narkoba Terbanyak di Indonesia

Diketahui, Sumut memuncaki peringkat satu sebagai provinsi paling banyak jumlah pecandu di Indonesia. Angkanya mengerikan, ada lebih dari 1 juta pecandu narkoba di Sumut.

Fakta mengerikan sekaligus menyedihkan ini disampaikan Deputi Pemberantasan Narkotika BNN RI Irjen Pol Arman Depari ketika menggelar konferensi pers pengungkapan 40 kg sabu di Medan, Senin (29/6/2020).

Sumut naik ke peringkat satu peredaran narkoba bukan sekedar angka, dampaknya begitu kompleks dirasakan masyarakat Sumut, mulai dari meningkatnya aksi kejahatan yang didominasi oleh anak muda hingga menurunnya produktivitas warga yang berefek domino menimbulkan masalah lain.

“Khusus untuk di Sumatera Utara pada survei yang lalu Sumut menduduki peringkat ketiga, rangking ketiga di Indonesia dalam hal Penyalahgunaan narkoba, sekarang ini (Sumut) menjadi peringkat satu,” ujar Arman.

Ia membeberkan angka pecandu narkoba di Sumut lebih dari satu juta orang didominasi oleh kawula muda. Arman mengatakan angka yang tembus hingga 1 juta orang ini mengalahkan DKI Jakarta yang beberapa waktu lalu menduduki peringkat pertama peredaran narkoba.

“Kalimantan Timur jauh menurun, Sumatera Selatan menduduki posisi kedua,” kata Arman.(wo)

Close Ads X
Close Ads X