Puasa dan Pembentukan Karakter

Rasta Kurniawati Pinem MA (Dosen FAI UMSU)

Tujuan dari ibadah puasa yang dikerjakan adalah membentuk pribadi yang bertaqwa. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya “hai orang-orang yang beriman diwajbkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, mdah-mudahan kamu bertaqqa”.

Dalam ibadah puasa yang dikerjakan, terdapat banyak dimensi yang terkandung di dalamnya. Salah satu dimensi yang paling menonjol dalam ibadah puasa adalah dimensi ketuhanan (ilahiah).
Menurut Rasullulah, puasa itu untuk Allah dan Allah yang akan membalas secara khusus. Makna yang bisa diperoleh dari puasa adalah bahwa aspek tazkiyah al-Nafs (pensucian jiwa) lebih kental, artinya aspek pembangunan watak lebih kuat.

Puasa, merupakan sebuah proses pembentukan jiwa yang bersih dan watak yang jujur. Puasa juga merupakan perisai bagi orang-orang yang menjalankannya. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya ‘’Puasa itu perisai selama ia tidak merusaknya dengan dusta dan umpatan. Bahkan apabila ada orang yang mengajak bertengkar, orang yang berpuasa diperintahkan untuk mengatakan: Saya sedang berpuasa’’.

Puasa yang dikerjakan akan mampu mengantarkan menjadi pribadi yang bertaqwa ketika semua aturan yang ada dalam puasa dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dalam ibadah puasa ada banyak hal yang harus diperhatikan. Misalnya makan sahur. Makan sahur merupakan ibadah sunat yang memiliki manfaat luar biasa. Dalam makan sahur ada sebuah komitmen bangun bagi dan melakukan sebuah persiapan untuk menghadapi puasa yang akan dijalankan selama kurang lebih 13 jam lamanya.

Sebagai orang yang selalu menjalankan puasa, maka hendaknya kita juga begitu. Kita harus mempunyai komitmen dan melakukan persiapan-persiapan yang mantab dalam melakukan profesi kita, mulai dari persiapan keilmuan, persiapan mental dan lain-lain. Ini semua harus dilakukan agar pekerjaan yang kita lakukan menjadi berkualitas.

Dalam ibadah puasa ada kita kenal istilah imsak. Imsak itu berkaitan dengan waktu untuk mulai menahan diri dari makan dan minum serta semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Semua orang yang berpuasa harus memperhatikan waktu imsak ini jika ingin puasa yang dikerjakannya mendapat nilai dari Allah SWT.

Ini mengajarkan bahwa kita juga harus memperhatikan waktu/disiplin dalam melaksanakan tugasnya. Kita juga harus mampu menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan tercela misalnya korupsi, mencari keuntungan pribadi/kelompoknya dan lain-lain. Semua itu harus dihindari.

Di samping itu, dengan ibadah puasa yang dilakukan diharapkan kita juga memiliki karakter yang mampu berempati terhadap nasib orang-orang yang tingkat perekonomiannya berada di bawah garis kemiskinan/di bawah kita.

Penutup
Saat puasa, kita tidak berani minum, makan dan melakukan perbuatan yang membatalkan puasa, walaupun saat itu tidak ada orang lain disekitarnya. Ini karena dalam puasa terkandung dimensi ilahiah. Sehingga orang yang berpuasa merasa diawasi oleh Allah. Ini hendaklah juga menjelma dalam kehidupan kita, sehingga karakter kita khususnya dan umat Islam pada umumnya menjadi lebih baik lagi. Karakter yang lurus yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Wallahu A’lam.

Close Ads X
Close Ads X