Marbinda, Tradisi Suku Batak Berbagi Jelang Natal dan Tahun Baru

Marbinda : Masyarakat suku Batak sedang melakukan Marbinda jelang Natal. Ist

Medan | Jurnal Asia
Setiap suku bangsa dan agama di Indonesia memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut acara ataupun hari besar. Tradisi tersebut biasanya berbeda-beda setiap suku, tak terkecuali suku Batak.

Dalam suku Batak ada sebuah tradisi menjelang hari besar seperti Natal dan tahun baru yaitu tradisi Marbinda. Marbinda adalah penyembelihan hewan peliharaan berkaki empat untuk kemudian dibagi rata kepada warga dalam rangka menyambut natal dan tahun baru atau bisa disebut berkurban.

Pengurus Gareja HKBP Moria Medan, Albert Frans Siahaan mengatakan, sekarang ini tradisi Marbinda kian ditinggalkan masyarakat Batak dan sudah mulai terkikis akibat kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan budaya serta terlalu sibuk pada aktivitas masing-masing.

“Kini sudah mulai ditinggalkan masyarakat Batak. Padahal, Marbinda merupakan salah satu warisan leluhur demi mempertahankan kebersamaan,” katanya, Senin (24/12).

Tujuan utama Marbinda, sambungnya, untuk memeriahkan sekaligus mensyukuri berkat selama satu tahun terakhir sekaligus menyongsong natal dan Tahun Baru.

Dalam pelaksanaannya, kata dia, seekor hewan semisal kerbau atau lembu, dipotong dan setiap organ tubuh dibagi rata. Satu jantung akan diiris untuk semua anggota. Konsepnya, biar sedikit yang penting semua kebahagian dan tentu pembiayaan ditanggung bersama.

“Harus diakui, tradisi Marbinda kian terkikis. Padahal ini sangat penting untuk mengembalikan semangat kebersamaan dan gotong royong. Karena konsep pelaksanaannya, biar sedikit yang penting semua mendapatkan bagian serta pembiayaannya ditanggung bersama” terangnya.

Warga Medan Perjuangan, Robinhot Simanullang menjelaskan, Marbinda bukan persoalan berhitung untung rugi, namun maknanya adalah melahirkan kekompakan dan kebersamaan.

“Jadi kebersamaan itu terpenting. Kebersamaan itu akan terasa sangat nikmat dan luar biasa. Natal dan tahun baru tanpa Marbinda, rasanya kurang sempurna,” ucapnya.

Mereka berharap supaya tradisi Marbinda tersebut dimarakkan kembali supaya tercipta kebersamaan dan persatuan antar masyarakat. (vii/net)

Close Ads X
Close Ads X