Difteri Bisa Dicegah dengan Imunisasi

 

dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, Mked(Ped), SpA, phD beri keterangan.Ist

Medan | Jurnal Asia
Virus difteri (infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan) akhir-akhir ini kerap menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Pasalnya, jika virus ini tidak ditangani dengan benar bisa mengancam jiwa.

Kasus difteri yang telah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) sudah lebih 30 orang yang dirawat sejak 2017 dan yang meninggal sangat sedikit. Terakhir, kemarin pasien anak asal Simalungun HS (5) meninggal dunia lantaran suspect difteri.

dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, Mked(Ped), SpA, phD mengatakan, bila tidak ditangani, bakteri difteri bisa mengeluarkan racun yang dapat merusak sejumlah organ, seperti jantung, ginjal atau otak. Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa, namun bisa dicegah melalui imunisasi.

Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Anak RSUP HAM ini menuturkan, harusnya penyakit ini tidak ada lagi. Jadi kalau penyakit ini muncul berarti cakupannya imunisasi tidak terlalu baik.

“Sebagai contoh Rusia, butuh 10 tahun untuk menyelesaikan kasus ini dan mungkin Indonesia butuh waktu cukup panjang juga. Jadi kita akan tetap punya kasusnya kalau cakupan imunisasi kita tidak kita tingkatkan,” terangnya.

Disebutkannya obat untuk difteri ini ada dua yakni satu antibiotik karena ini bakteri maka harus masuk antibiotik agar bakterinya mati. Lalu anti difteri serum itu untuk membunuh racun yang dihasilkan oleh bakteri.

“Anti difteri serum ini yang kita peroleh dari dinas kesehatan. Dan biasanya dinas kesehatan akan langsung terjun ke lapangan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat dan melakukan evaluasi siapa kontak dan siapa yang ketemu langsung dengan pasien dan memberi akan memberi vaksin,” pungkasnya.(nty)

Close Ads X
Close Ads X