Turki dan Prancis Mulai Bertikai

Soal Rekaman Khashoggi

Ankara | Jurnal Asia

Turki bertikai dengan Prancis terkait rekaman pembunuhan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi. Turki menyebut komentar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian ‘tak bisa diterima’ dan ‘tak sopan’ karena menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan ‘permainan politik’.

Erdogan, pada Sabtu (10/11), mengungkapkan bahwa Turki telah menyerahkan sejumlah rekaman terkait pembunuhan Khashoggi kepada beberapa negara. Negara-negara yang dimaksud adalah Arab Saudi, Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jerman.

Dalam wawancara dengan televisi France 2 pada Senin (12/11), Menlu Le Drian menyebut dirinya ‘untuk saat ini tidak menyadari’ adanya informasi yang diberikan oleh Turki. Saat ditanya apakah Erdogan berbohong, Le Drian menjawab: “Itu berarti dia (Erdogan-red) memiliki permainan politik untuk dimainkan dalam situasi ini.” Seperti dilansir AFP, Selasa (13/11), komentar Le Drian itu memancing kegeraman Turki. Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu sama-sama memberikan pernyataan keras atas komentar tersebut.

“Kami mendapati ini tidak bisa diterima bahwa dia menuduh Presiden Erdogan ‘memainkan permainan politik’,” sebut Altun dalam pernyataan tertulis kepada AFP. “Jangan lupakan bahwa kasus ini sudah ditutup-tutupi jika bukan karena upaya penuh tekad dari Turki,” imbuhnya.

Dituturkan Altun bahwa otoritas Turki menyerahkan bukti terkait pembunuhan Khashoggi kepada sejumlah negara, termasuk Prancis. “Saya mengonfirmasi bahwa bukti terkait pembunuhan Khashoggi juga diserahkan kepada lembaga terkait pada pemerintahan Prancis,” imbuhnya.

Menurut Altun, seorang perwakilan dari intelijen Prancis telah mendengarkan rekaman audio dan memeriksa informasi detail termasuk transkrip percakapan pada 24 Oktober lalu.

“Jika ada miskomunikasi antara berbagai lembaga pemerintahan Prancis, itu bergantung pada otoritas Prancis, bukan Turki, untuk mengurusi persoalan itu,” tegasnya. “Turki terus melanjutkan penyelidikan kasus ini agar semua detail terungkap,” tandas Altun. Secara terpisah, Menlu Cavusoglu menyebut tuduhan dari Menlu Le Drian itu mengarah pada ‘ketidaksopanan’. “Tidak cocok dengan keseriusan seorang Menteri Luar Negeri,” ujarnya sembari menuduh Menlu Le Drian telah ‘melanggar wewenangnya’ Memberikan tanggapan, Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut adanya ‘kesalahpahaman’. Disebutkan bahwa informasi yang disediakan Turki belum mengarah pada ‘kebenaran seutuhnya’, termasuk soal siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu. “Yang kami pedulikan adalah kebenaran seutuhnya, bukan hanya rekaman dari Turki … kebenaran seutuhnya juga dicari di Riyadh dan dalam pertukaran dengan mitra-mitra kami yang lain,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.

Mengerikan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut otoritas intelijen Arab Saudi terkejut setelah mendengarkan rekaman audio pembunuhan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi. Erdogan sendiri menyebut isi rekaman pembunuhan itu ‘sungguh mengerikan’.

Seperti dilansir Hurriyet Daily News dan Reuters, Selasa (13/11), Erdogan juga menyerukan kepada otoritas Saudi untuk mengambil tindakan konkret terhadap pelaku pembunuhan Khashoggi. “Semua pihak yang meminta, telah mendengarkan rekaman audio pembunuhan ini. Badan intelijen kami tidak menutupi apapun. Selain Arab Saudi, Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Jerman dan Inggris telah mendengarkan rekaman ini,” tegas Erdogan.

“(Isi) Rekaman ini sungguh mengerikan. Bahkan, pejabat intelijen Saudi terkejut saat dia mendengarkan rekaman ini, dia berkata ‘Pria ini (pelaku-red) mungkin menggunakan heroin, hanya pria dengan heroin yang bisa melakukan hal seperti itu’,” imbuh Erdogan kepada wartawan usai kembali dari Paris, Prancis.Saat ditanya lebih lanjut soal reaksi pejabat intelijen Saudi, Erdogan kembali menyatakan bahwa pejabat Saudi itu terkejut ketika mendengarkan rekaman audio ini. (dc-adp)

Close Ads X
Close Ads X