Pilot Boeing 777 Masih Training

KAKI___Pilot Boeing 777San Francisco | Jurnal Asia

Satu per satu fakta kecelakaan pesawat Asiana Airlines yang jatuh di San Francisco Amerika Serikat mulai terkuak. Yang paling miris, pesawat jenis Boeing 777 tersebut ternyata dikemudikan pilot yang masih dalam pelatihan menggunakan pesawat jenis Boeing 777. Meski sang pilot sudah berpengalaman, namun pilot tersebut belum terbiasa menggunakan mesin jet jenis Boeing 777.

“Itu adalah penerbangan perdana Lee Kang Kook (pilot pesawat yang jatuh) ke bandara tersebut dengan menggunakan jet itu. Dia masih dalam pelatihan. Bahkan seorang veteran pun perlu pelatihan untuk menggunakan jet yang baru,” kata juru bicara Asiana Airlines sebagaimana dilansir Asia One, Senin (8/7).

Menurut keterangan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, NTSB, pesawat tersebut memang terbang dengan kecepatan rendah, jauh di bawah kecepatan yang disyaratkan. Para kru pesawat pun telah berusaha membatalkan pendaratan, beberapa detik sebelum menghantam permukaan laut di depan landasan pacu.

“Dia (pilot Lee Kang Kook) sudah sangat berpengalaman dan sebelumnya pernah terbang ke San Francisco dengan menggunakan pesawat-pesawat berbeda termasuk B747, dan dia dibantu oleh pilot lain yang lebih berpengalaman dengan jenis Boeing 777,” imbuh juru bicara tersebut.

Lee memulai kariernya di Asiana saat magang pada 1994. Saat ini, dirinya sudah mengantongi 9.793 jam terbang, namun baru 43 jam terbang dengan jet Boeing 777.

Sementara itu, kopilot Lee Jeong Min telah mempunyai 12.287 jam terbang, termasuk 3.220 jam terbang dengan Boeing 777. Dirinya membantu Lee Kang Kook dalam pendaratan di San Francisco tersebut.

Ketua NTSB Deborah Hersman menyatakan, terlalu dini untuk menyimpulkan apakah jatuhnya pesawat tersebut disebabkan oleh kesalahan pilot ataukah masalah mesin. Hersman mengatakan, tak ada bukti adanya masalah hingga tujuh detik sebelum pesawat jatuh. Menara pengawas juga tidak mengeluarkan sinyal peringatan terhadap masalah pesawat itu.

Menurut saksi mata, pesawat terlihat terbang terlalu rendah menjelang pendaratan pada Sabtu (6/8) waktu setempat. Ekor pesawat pun hancur akibat benturan keras saat pendaratan yang gagal itu. Dua orang tewas dalam kecelakaan itu.

Pihak Asiana Airlines yakin tak ada kerusakan pada mesin pesawat. “Untuk saat ini, kami menyatakan tidak ada masalah yang disebabkan oleh mesin pesawat Boeing 777,” kata Presiden dan CEO Asiana Airlines, Yoon Young-do.

National Transportation Safety Board (NTSB) alias Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Amerika Serikat telah memaparkan temuan awal dari kecelakaan pesawat Asiana Airlines di Bandara San Francisco pada Sabtu (6/7) lalu. Temuan awal ini dari kotak hitam.Informasi ini diungkapkan Kepala NTSB Deborah AP Hersman dalam jumpa pers. NTSB sudah membentuk tim investigasi yang dikepalai investigator senior, Bill English.

Berikut temuan awal yang diungkap NTSB dari kotak hitam baik Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR) seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Pilot Batalkan Pendaratan dan Go Around
CVR menunjukkan bahwa pilot pesawat Boeing 777 itu membatalkan pendaratan alias <i>abort landing</i> dan ingin naik kembali untuk terbang dan berkeliling 1,5 detik sebelum kecelakaan terjadi. “Pilot kemudian mengatakan “ingin berkeliling” (go around) dan tidak mendarat,” tambah Hersman.
2. Kecepatan Pesawat Terlalu Rendah
Hersman mengatakan kecepatan pesawat di bawah 137 knot (254km/jam), kecepatan standar hendak mendarat, saat mendekati landas pacu. Berdasarkan informasi dari rekaman suara kokpit dan rekaman data penerbangan, ia mengatakan ada permintaan untuk meningkatkan kecepatan sekitar dua detik sebelum kecelakaan.
3. Ketinggian Jelang Mendarat Terlalu Rendah
Selain berkecepatan terlalu rendah dari standar kecepatan menjelang mendarat, 137 knot atau 254 km/jam, pesawat itu juga berketinggian terlalu rendah. Pesawat menabrak dinding pembatas antara bandara dan laut dan kemudian memantul di landas pacu hingga terbakar.
4. Tak Ada Diskusi tentang Masalah Mesin atau Pendaratan
“Tidak ada pembicaraan dari anomali pesawat atau masalah dengan pendekatan pendaratan (approach landing),” kata Hersman. Sebuah panggilan dari kru penerbangan untuk meningkatkan kecepatan dikeluarkan sekitar 7 detik sebelum kecelakaan. 4 Detik sebelum kecelakaan, para awak kabin sudah diperingatkan bahwa mereka akan mendekati benda keras.
(Net)

Close Ads X
Close Ads X