“Myanmar Harusnya Bisa Tangani Situasi Rakhine Lebih Baik”

Hanoi | Jurnal Asia

Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, kembali berkomentar soal situasi Rakhine. Suu Kyi menyebut seharusnya pemerintahan Myanmar bisa menangani situasi di Rakhine dengan lebih baik.

“Tentu saja ada beberapa cara, jika melihat ke belakang, situasi bisa ditangani lebih baik,” sebut Suu Kyi dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) soal ASEAN di Hanoi, Vietnam, seperti dilansir AFP, Kamis (12/9).

“Tapi kami meyakini bahwa demi mendapatkan keamanan dan stabilitas jangka panjang, kami harus adil ke semua pihak. Kami tidak bisa memilih siapa yang harus dilindungi dengan penegakan hukum,” imbuhnya. Suu Kyi tidak menyebut Rohingya dalam komentarnya.

Diketahui bahwa sekitar 700 ribu warga Rohingya melarikan diri dari Rakhine untuk menghindari aksi kekerasan militer Myanmar, tahun lalu. Pemerintah dan militer Myanmar diminta untuk bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami banyak warga Rohingya.

Pemerintahan Suu Kyi sendiri telah menyangkal adanya praktik kekerasan dalam operasi militer yang dilancarkan di Rakhine dan berjanji akan menerima para pengungsi Rohingya yang ingin kembali ke Myanmar.

Bulan lalu, laporan akhir dari tim penyidik independen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan ada bukti yang mengindikasikan adanya ‘niat genosida’ dari militer Myanmar terhadap Rohingya. Seruan pun muncul agar para jenderal militer Myanmar diadili oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terkait kekerasan terhadap Rohingya.

Beberapa waktu sebelumnya, Suu Kyi dilaporkan tidak akan menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pekan depan.

Myanmar akan diwakili oleh dua menteri senior dalam pemerintahan Suu Kyi, yakni Kyaw Tint Swe dan Kyaw Tin, dalam sesi Majelis Umum PBB. Keduanya merupakan diplomat berpengalaman, yang di masa lalu pernah membela rezim militer Myanmar di panggung dunia.

“Keduanya akan menjelaskan perkembangan terkini soal repatriasi dan kerja sama dengan organisasi-organisasi internasional,” ujar Myint Thu, yang menjabat Sekretaris Permanen pada Kementerian Luar Negeri Myanmar dalam penjelasannya.
(dc-adp)

Close Ads X
Close Ads X